Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akankan Santri Jadi Korban Ekonomi?

TintaSiyasi.com -- Akhir November orang nomor dua di negeri ini melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut. Sebagaimana dikutip detik.jabar.com (24/11/2022) Wakil presiden RI Ma'ruf Amin melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Jauhari Garut dalam rangka peringatan hari lahir (milad) XVIII. Beliau berpesan kepada pemerintah Kabupaten Garut agar memaksimalkan peran pondok pesantren sesuai tujuan dari undang-undang. Dan mengembalikan fungsi pondok pesantren, yaitu sebagai wadah pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan masyarakat. Saat ini semua santri berjuang dari kebodohan dan kemiskinan. Berjihad di jalan sektor ekonomi.

Sedih bercampur miris, rasa tersayat hati ketika melihat lagi para penguasa negeri ini mengambil sebuah sebuah asas, yaitu manfaat. Sangat terlihat bagaimana kini pondok pesantren kembali menjadi sasaran untuk menggerakkan roda ekonomi di negeri ini. Padahal cap radikal bahkan ekstrimis sempat menjadi sematan bagi para santri pondok pesantren yang ingin menerapkan syariat Islam dalam kehidupan dunia. 

Termasuk pula pada distorsi kata 'mujahid'. Kini, makna mujahid telah disalahgunakan atau ditempatkan pada sisi yang kurang tepat. Hal tersebut sengaja dilakukan agar kesan islami didapatkan. Pada sisi lain, mereka sengaja untuk menutupi jati diri atau identitas seorang santri. Notabenenya mereka berfokus pada Islam dan ajarannya, kini malah memikirkan sisi ekonomi yaitu menggenjot agar roda ekonomi berjalan. Innalillahi, sungguh ini merupakan rayuan serta bujukan halus yang nantinya dapat menghilangkan identitas santri tadi.

Padahal jika kita melihat KBBI, makna mujahid adalah orang yang berjuang demi membela agama Islam. Jika kita pikirkan lebih mendalam maka kita dapati bahwa mujahid ini erat kaitannya dengan kata perang demi membela agama Islam. Artinya, ia mengerti dan sadar benar bahwa Islam harus diterapkan dalam kehidupan manusia dalam segala lini tanpa kecuali. 

Dari penjelasan di atas, kita dapati pendistorsian makna mujahid sengaja dilakukan demi memuluskan agenda. Termasuk menggandeng erat para santri pondok pesantren agar menjadi pendukung serta pejuang sistem kapitalis ini. Ditambah lagi kaum kafir memahami benar bahwa di negeri ini akan mendapat bonus demografi. Hal tersebut akhirnya tak disia-siakan, sehingga mengambil kesempatan itu untuk membina dengan pemahaman kapitalis-liberal sekuler. Tak lain agar pemahaman para santri menjadi buram alias kabur. 

Padahal santri sejatinya adalah insan yang dikader (dibina) agar menjadi ahli agama atau ulama. Berikut ia juga menjadi sosok penjaga Islam yang terpercaya. Bahkan menjadi pelindung Islam pada garda terdepan. 

Sumber Daya Pesantren 

Ternyata sumber daya manusia pesantren angkanya begitu 'funtastis'. Yaitu mencapai 4,4 juta jiwa yang tersebar pada 37.626 pondok pesantren. Hal tersebut diakui oleh Penasehat DWP Kementrian Agama RI Eny Retno Yaqut Cholil. Kemandirian pesantren juga menjadi program utama Kemenag karena strategis serta realistis. Ditambahkan Eny bahwa pemerintah berkomitmen membentuk Badan Usaha Milik Pesantren.  Pada 2024 ditargetkan membentuk 3500 BUMPes. Tahun ini sebanyak 500 pesantren telah menerima bantuan inkubasi bisnis. (portalberita.com, 23/11/2022) 

Melihat hal di atas, maka sangat tampak oleh kita bahwa para pemodal yang mempunyai nafsu materi yang tinggi tentu akan memanfaatkannya. Tentu agar tujuan mereka terus berjalan tanpa ada hambatan.

Setali tiga uang, pemerintah juga telah membentuk BUMPes serta memberikan bantuan inkubasi kepada pesantren. Hal ini merupakan bukti bahwa para santri akan menjadi korban berikutnya. Termasuk pada sisi menumbalkan peran dan potensi santri.

Betapa cepatnya gerakan yang diciptakan oleh penguasa tersebut adalah untuk menutupi kondisi ekonomi yang sedang terpuruk. Negara pun tak punya andil banyak untuk melakukan sesuatu karena posisinya sebagai korporat bukan menjadi periayah rakyat. Sehingga wajar saja, seluruh kebijakan ataupun program yang ada harus sejalan dengan para kapital (pemilik modal).

Maka sudah saatnya sekarang, santri dan seluruh kaum muslim secara keseluruhan harus masuk Islam secara kafah (menyeluruh). Serta tanpa ada upaya memilih hukum Islam untuk diterapkan dan diamalkannya. Sebagaimana yang ada dalam firman Allah Swt.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 208)

Ayat tersebut harus menjadi dasar bagi seluruh kaum muslim dalam kehidupan dunia. Karena sejatinya Islam adalah solusi atas seluruh persoalan kehidupan manusia. 

Tak lupa juga bagi para santri pondok pesantren untuk segera mengembalikan ini estafet perjuangan Rasulullah saw. Sehingga wajib baginya untuk memahami serta berjuang bersama umat untuk menerapkan hukum syarak. Tak tergoda oleh bujuk rayu yang sengaja dibuat oleh sistem ini, agar para santri tak menjadi korban selanjutnya. Semoga segera sadar dan kembali pada jalan yang benar, Islam.

Wallahu’alam bishawab

Oleh: Mulyaningsih
Pemerhati Masalah Anak, Remaja, dan Keluarga
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments