Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Potensi Pemuda Muslim dalam Bidikan Kapitalisme, Lawan dengan Islam Kaffah


TintaSiyasi.com -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mendukung penuh penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional Para Pemimpin Agama (R20) Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Hotel Grand Hyatt, Kabupaten Bandung. BUMN mendapat tugas besar mensukseskan dua event besar dalam rangkaian KTT G20 yaitu Music 20 (M20) dan Religious 20 (R20) (cnbcindonesia.com).

Adanya event besar M20 dan G20 menjadi hal yang membedakan dengan penyelenggaraan KTT G20 sebelumnya. Tapi, hal ini menjadikan pertanyaan besar bagi kita, mengapa Musik dan Agama yang diusung dalam penyelenggaraan KTT 2022 ini. 

Menurut Ketua Pelaksana M20 Tantowi Yahya, musik harus diwadahi dan diakui sebagai gerakan G20. Pesan yang diangkat dalam Presidensi G20 bisa disampaikan melalui musik yang mengamplifikasi isu pentingnya berpindah ke energi terbarukan, transformasi digital, krisis pangan akibat perang Ukraina Rusia, dan Covid-19. Selain itu M20 juga fokus pada tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) serta transformasi digital di industri musik (antaranews.com).

Alasan lain mengapa Musik dan Agama diusung dalam rangkaian event besar KTT adalah dalam laman (antaranews.com), disebutkan bahwa BNPT sosialisasikan pencegahan terorisme lewat festival musik seperti di Papua melalui Festival Aksi Musik Anak Bangsa (Aksi Bang) untuk menghindarkan anak muda pada hal yang negatif yang bisa menjadi intoleransi menuju radikal. Selain itu, BNPT juga menyebut santri berperan untuk membentengi masyarakat dari radikalisme dan terorisme. Seperti acara Halaqoh Santri alumni pondok pesantren yang diadakan se-Kota Tegal yang diharapkan berperan untuk membentengi pemuda dan masyarakat dari bahaya paham radikal intoleran dan terorisme. 

Bisa dilihat bagaimana peran pemuda di negeri ini berupaya untuk dimanfaatkan dan untuk diikutsertakan atau berperan aktif dalam persoalan dinegeri ini. Potensi pemuda yang saat ini tengah dibidik kapitalisme untuk dieksploitasi potensinya demi melanggengkan eksistensi sitem kufur rusak dan merusak. 

Demi anak muda tidak terjerumus hal negatif, pemuda diberikan solusi ala kapitalisme dengan musik, yang saat ini semua hiburan laku keras dikonsumsi masyarakat terutama pemuda. Berbagai aliran musik dan berbagai macam jenis lagu banyak tersedia. Konten sinetron, film ataupun lagu tidak terlepas dari romantisme belaka juga dari pasangan yang tidak halal. Sangat terlihat bagaimana kemunduran berpikir yang terjadi pada pemuda. Hal ini dimanfaatkan kapitalisme untuk semakin disuguhkan dengan hal yang bisa mengalihkan atau mengaburkan pemuda dari potensi dan peran pemuda yang sesungguhnya. 

Sedangkan pemuda alumni pesantren dibidik untuk menjadi duta Islam moderat, yang sesungguhnya menjadikan pemuda jauh dari Islam yang sesungguhnya. Apalagi di tengah arus stigma negatif bahwa pemuda yang taat agamanya dicap radikal, padahal radikal sendiri hanya sebuah stigma negatif yang memang diaruskan agar Muslim terutama pemuda takut dengan agamanya. Tujuannya adalah pemuda Muslim diaruskan menjadi Muslim moderat yang menerima, mengadopsi, menyebarluaskan, dan menjalankan pemahaman Islam ala Barat. Memaksa umat Islam, para ustaz, kiai dan santri di pesantren, para dosen, pegawai negeri, anggota polisi, tentara, dan semua masyarakat dipaksa menjadi Muslim moderat. 

Pemuda Muslim dengan segudang predikat dan potensi yang luar biasa, pemikiran pemuda yang matang, kepekaan terhadap lingkungan yang tinggi, semangat yang tinggi dan keberanian pemuda membela kebenaran. Tapi jangan gunakan potensi yang luar biasa tersebut untuk dibidik dan melanggengkan sistem kufur kapitalisme yang bercokol di negeri ini. 

Pemuda Islam harus memiliki visi yang tinggi yaitu menjadi penjaga Islam yang terpercaya. Menjadikan diri pemuda Muslim memiliki kepribadian islami, pola pikir dan pola sikap yang islami dan terpancar dari perilakunya yang sesuai Islam. Memilih circle yang mampu mendekatkan kita pada ketaatan pada Allah dan meneguhkan perjuangan mengembalikan kehidupan Islam hingga diterapkan syariat Islam secara kaffah. 

Sudah seharusnya pemuda Muslim bangga dengan agamanya. Pemuda Muslim seharusnya menjadi duta Islam dan bukan menjadi duta Islam moderat. Sehingga, sangat dibutuhkan penguasaan tsaqofah Islam dalam rangka menambah pengetahuan pemuda Islam dan mengembalikan pada perjuangan mewujudkan kebangkitan yang hakiki. Pemuda Muslim bangga berislam kaffah. []


Oleh: Safda Sae, S.Sosio.
Aktivis Dakwah Kampus
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments