Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dunia Islam yang Tentram

TintaSiyasi.com -- Mereka masih bertempur dengan marahnya alam, kerusakan demi kerusakan terus terjadi, keresahan dan ketidaktenangan terus menyelimuti, saat ini Kabupaten Cianjur tak mampu bersenang-senang lagi, menikmati dunia yang sebelumnya sudah dimiliki, karena diri sedang dalam keadaan berhati-hati, karena tak satu orangpun mengetahui jika bumi kembali meluluhlantakkkan tanah itu kembali. Berhentilah dari kezaliman ini dan kembalikan lagi dunia yang sebelumnya tenang tanpa menemukan banyaknya kerusakan dan kehancuran, yaitu dunia Islam yang tentram.

Berdasarkan CNNIndonesia.com, Jum’at (25/11/2022) dua gempa susulan kembali menggoncangkan kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan masing-masing berkekuatan magnitudo 4,1 pada pukul 01.44 WIB dan magnitudo 3,4 pada pukul 03.51 WIB total gempa yang terjadi sejak Senin 21 November hingga Jum’at, 25 November 2022 menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami (BMKG) tercatat sebanyak 236 kali menggoncang Kabupaten Cianjur ini. 

Jelas kejadian ini membekas berat dibenak warga Cianjur, bencana alam ini tetiba mampir tanpa aba-aba, serasa sebelumnya hidup dalam keadaan tenang, rumah yang nyaman, harta terjaga, aktivitas lancar, alam yang asri, jalan yang aman. Siapa yang tau kesenangan itu seketika raib hanya semalam, goncangan dahsyat yang membuat warga cianjur mengungsi meninggalkan rumah yang nyaman demi mengamankan raga yang juga takut ditelan. 

Namun pernahkah kita merenungkan tragedi ini? Membayangkan tanah itu juga tetiba membelalak tepat dibawah kaki kita. Mungkin akan syok, atau bahkan tak sadarkan diri, atau bisa jadi pulang kepangkuan ilahi. Tidak ada yang tahu, hanya Allah yang tahu. Namun inilah fakta yang benar-benar terjadi, bencana bukan hanya sebatas sirene akan kerusakan bumi, melainkan kesalahan manusia itu sendiri telah membangunkan kemarahan sang Ilahi. Serta manusia menjadi sumber kerusakan bumi yang mengakibatkan bumi tak mampu menopang dosa-dosa yang dilakukan manusia itu sendiri. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 91.

جَاثِمِينَ دَارِهِمْ فِي فَأَصْبَحُوا الرَّجْفَةُ فَأَخَذَتْهُمُ 
Artinya :
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka”.

Kenapa tidak, sebab manusia pun sudah lalai dari tujuan hidupnya sendiri. Hidup di dunia hanya mencari amal sebanyak-banyaknya, justru terlena dengan fatamorgana dunia. Manusia yang serakah tak cukup dengan memiliki satu harta, bahkan ingin menambah harta lagi padahal diri sendiri pun tak mampu menghabiskan harta itu sendiri karena sangkin terlalu kesekian kalinya harta itu ditumpukkan. 

Inilah potret akan kerusakan aqidah manusia, kurangnya pemahaman tujuan hidup dan pentingnya kesadaran bahwa Allah senantiasa merekam jejak kehidupan manusia hingga tiba akhir dunia menjajaki penghujung kehidupan yang sebenarnya amat singkat seperti ibarat mimpi yang panjang saja. Jika terbangun, maka disitulah kehidupan yang nyata dan sangat panjang lamanya.

Aqidah yang benar yaitu Islam dibenam dan menjadikan sekuler sebagai aturan kehidupan. Sekuler yaitu memisahkan agama dengan kehidupan membuat manusia terperangkap dengan ranjau buatan barat bahwa aturan ini mampu mengatasi persoalan manusia. Kapitalisme yaitu anak dari sekulerisasi yang menjadi tonggak pemecah keterkaitan islam dengan aturan berkehidupan. Dan negara sudah mengadopsi yang demikian. Terbentuklah manusia-manusia pembangkang yang jauh dari islam.

Jika negara pun mengadopsi itu apa jadinya dengan rakyatnya, yang hanya tunduk membebek aturan pemimpin sebagai titah aturan kufur ini diterapkan ditengah-tengah mereka. Maka tak heran jika kerusakan terjadi kepada rakyat, pertolongan demi pertolongan tak memberikan ketentraman bahwa mereka akan aman dari ancaman amukan alam. 

Mengapa membenam Islam yang padahal aturan sempurna yang serba konkret? Mengapa sanggup membuat aturan sendiri padahal jelas Islam itu adalah solusi permasalahan manusia itu sendiri? Mengapa berani meninggalkan islam dan mengambil sistem sekuler sebagai jawaban menyelesaikan permasalahan?

Jika benar menginginkan ketentraman dan jauh dari kerusakan, harusnya tahu sistem yang dipijak telah cacat dalam mengurus keperluan Negara ini. Marilah menyadari, bahwa menempel yang cacat bukan suatu solusi agar hidup dalam ketentraman, melainkan memperluas yang cacat menjadikan ia ibarat lubang yang sangat luas hingga menunggu tak ada ruang untuk menutupi.

Selami Islam dan bawa ia kepermukaan, jadikan kompas dan landasan aturan kehidupan. Jika merasa saat ini dunia kita lumayan baik-baik saja, ketahuilah tidak ada kata lumayan dan baik ‘doang’ jika dalam dunia Islam, namun akan kita temukan bahwa islam membawa nur dan sangat memperbaiki keterpurukan, melahirkan ketentraman dan sangat baik-baik saja jika hidup didalam naungannya. Sebab kita si lemah dan penuh kekurangan, menundukkan diri dan terima kebenaran bahwa islam adalah aqidah sekaligus aturan yang rahmatan lil ‘alamin.

Oleh: Nurbaity
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments