TintaSiyasi.com -- Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Universitas Gajah Mada bekerja sama dengan University of Queensland di Australia dan John's Hopkins Bloomberg School of public health di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa 1 dari 20 remaja di Indonesia terdiagnosis memilik gangguan mental yang mengacu pada Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V) keluaran American Psychologia Association (APA). Itu berarti, ada sekitar 2,45 juta remaja d seluruh Indonesia masuk dalam kelompok Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Penelitian ini termuat dalam makalah berjudul Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS). (Kumparan.com, 14/10/2022)
Pada media yang sama, hasil penelitian studi menunjukkan bahwa gangguan kecemasan menjadi gangguan mental paling umum diantara remaja. Gangguan kecemasan dalam I-NAMHS terdiri dari dua jenis, yakni phobia sosial dan gangguan kecemasan yang menyeluruh. Phobia sosial yaitu ketakutan berlebih terhadap situasi sosial tertentu seperti presentasi didepan kelas. Sementara gangguan kecemasan menyeluruh yaitu kecemasan berlebih terhadap kejadian atau aktivitas seperti menghadapi ujian.
Jauh sebelum pandemi COVID-19, angka kasus gangguan kesehatan mental telah menunjukkan trend peningkatan dilevel global maupun Indonesia. Pandemi telah membuat masalah kesehatan jiwa semakin meningkat. Gangguan kesehatan mental merupakan masalah yang kompleks dan bisa bermacam-macam bentuknya, seperti yang dijelaskan dalam klasifikasi penyakit Internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam definisi itu, gangguan kesehatan mental mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, dan skizofrenia.
Kegagalan Kapitalisme
Menyoroti fenomena gangguan kejiwaan yang mendominasi mayoritas negara, membuktikan kegagalan kapitalisme dalam mengahadapi Mental Illness. Pasalnya, dalam sistem kapitalisme manusia mengukur kebahagiaannya dengan modal yang dimiliki, seberapa banyak materi yang didapat, dan ketenaran yang diraih sehingga manusia jadi rapuh dan rentan terkena mental illness.
Kapitalisme yang memiliki akidah sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan sangat mempengaruhi keadaan dan kondisi manusia saat ini. Selain menggerus keimanan muslim, juga menjauhkan muslim dari aturan Islam (tanzhim Islamiyah) serta problematika yang tak berkesudahan, problem yang sering terjadi di masyarakat yakni gangguan mental.
Gangguan Mental terjadi apabila berbagai masalah yang muncul dalam kehidupan menjadi beban pikiran seseorang. Beban tersebut sangat sulit dipecahkan bahkan hampir tak bisa ditemukan solusinya, akhirnya bertumpuk dan menjadi masalah bagi jiwa. Suatu kewajaran apabila manusia terus-menerus berkecimpung dalam problematika kehidupan yang tak ada ujungnya, sebab kebijakan dari sistem ini yang sudah jelas menyengsarakan.
Sembuhkan Dengan Islam
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk mengajarkan tentang tujuan hidup yang hakiki yaitu akhirat. Semua amal manusia adalah persiapan bekal untuk menuju kehidupan akhirat yang abadi. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah ujian dari Allah ta'ala.
InsyaAllah dengan adanya pemahaman serta keyakinan itu, segala problematika akan terasa kecil dan manusia akan bersemangat menjalani ujian kehidupan hingga dirinya lulus yakni mendapatkan derajat serta pahala yang dijanjikannya. Dengan begitu, manusia tidak akan lagi mengalami gangguan mental (mental illness) sebab hidupnya dilandasi sabar dan ikhlas serta tawakkal hanya kepada Allah.
Tujuan hidup manusia sebagai hamba Allah adalah beribadah Kepada-Nya. Terkait harta, jabatan, atau popularitas hanyalah wasilah yang bisa dimanfaatkan untuk semakin meningkatkan kualitas maupun kuantitas ibadah kita.
Dalam QS. Adz-Dzariat: 56, Allah berfirman yang artinya,
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” Dan beribadah yang dimaksud disini, bukan hanya sekedar ibadah ritual dan spiritual semata, melainkan setiap yang dilakukan terdapat ruh didalamnya juga merupakan ibadah."
Selain itu, tentunya butuh peran negara. Negara yang menerapkan sistem syariah Islam kaffah akan meminimalkan atau bahkan menghilangkan segala hal yang bisa menyebabkan masyarakatnya mengalami mental illness karena problematika dalam berbagai aspek kehidupan. Yakni, aspek ekonomi, aspek pergaulan, aspek medis dan aspek hukum. Dari semua itu telah terbukti bahwa islam-lah satu-satunya yang dapat menyembuhkan mental illness.
Wallahu'alam Bisshawab
Oleh: Sartika
Tim Pena Ideologis Maros
0 Comments