TintaSiyasi.com -- Memasuki momentum hari Maulid, hari kemuliaan yang mengingatkan pada hari lahirnya sosok kekasih Allah, sosok suri tauladan bagi sejuta umat, ialah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sosok yang sejak kecil telah dibekali akhlak kejujuran dalam berdagang, dibekali rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, dan sifat sabar yang tinggi ketika mendakwahkan Islam ditengah serangan kaum kafir Quraisy, serta sifat akhlaqul karimah lainnya yang ada pada diri Rasulullah.
Kemudian di usia yang semakin matang, Rasulullah dipertemukan dengan malaikat Jibril di gua Hira yang menjadi gerbang awal Nabi Muhammad siap diutus menjadi rasulnya Allah. Rasulullah mulai mengemban amanah dan tanggung jawab besar untuk menyebarkan agama Islam. Melalui dakwah Rasulullah siang dan malam, hadirlah sosok para sahabat yang turut beriman, kemudian setia dan ikhlas menemani tiap perjalanan dakwah Rasulullah. Seperti halnya Abu Bakar yang setia menemani Rasulullah di gua Tsur dikala Rasulullah dikejar oleh kaum kafir Quraisy.
Dari momentum kelahiran hingga wafatnya Rasulullah, selalu terkenang akhlak dan kepribadian Islam di semasa hidupnya. Sosok yang telah menerangi umat dengan aktivitas dakwahnya selama 23 tahun lamanya. Ujian demi ujian Rasulullah lalui demi menyebarkan agama Islam dan mengeluarkan seluruh umat dari masa kegelapan menuju kehidupan bercahaya yang terang-benderang. Begitu harapan beliau seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 257, yukhrijuunahum minazh-zhulumaati ilan-nuur.
Lahirnya sosok Nabi Muhammad adalah bukti bahwa Allah Sang Maha Pengasih akan menurunkan agama Islam yang mulia ini melalui usaha dakwah dan jihadnya Rasulullah. Terlihat dari siroh panjang perjalanan hidup Rasulullah yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk berdakwah. Tak hanya dakwah tauhid, namun juga dakwah politik. Melalui aktivitas dakwah dari Rasulullah yang ditularkan kepada para sahabat beserta turun-temurunnya, maka lahirlah adidaya peradaban Islam yang berdiri tegak selama 13 abad lamanya.
Dari hari maulid menjadi hari yang mengingatkan untuk umat agar kembali menyelami siroh akhlak perbuatan dan perjalanan dakwah Rasulullah, yang dari sirohnya akan semakin menanamkan rasa cinta kepada beliau dan menjadikannya sebagai sosok suri tauladan. Dengan menjadikannya sebagai sosok suri tauladan, umat akan memahami pula bagaimana jejak beliau yang menjadikan dunia hanya sebagai ladang pahala dan akhirat sebagai tujuan terakhir dengan meraih cita-cita tertinggi, yakni surganya Allah. Demikian pula surga tak dapat diraih kecuali dengan ketaatan yang totalitas.
Aktivitas dakwah menjadi salah satu bentuk ketaatan totalitas yang dilakukan Rasulullah di sepanjang hidupnya. Profesi mulia (dakwah) yang diemban pertama kali oleh Rasulullah kini terus dilanjutkan oleh seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia yang menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan, persis seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah di sepanjang hidupnya. Semakin membuka pemahaman umat bahwa tanggung jawab dan amanah berupa dakwah bukanlah untuk menyusahkan para pengembannya, namun justru untuk memudahkan umatnya meraih tempat istirahat terbaik kelak, yakni surganya Allah.
Maka hari maulid bukanlah hari yang dijalani dengan sekedar mengenang dan pembacaan doa-doa untuk Rasulullah. Namun dilewati pula dengan melanjutkan dan menerapkan segala aktivitas ibadah dan dakwah yang pernah dilakukan Rasulullah di semasa hidupnya.
Oleh: Luthfia Fadillah
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta
0 Comments