Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gangguan Kesehatan Mental di Tengah Minimnya Ketakwaan Individu


TintaSiyasi.com -- Jauh sebelum pandemi Covid-19, angka kasus gangguan kesehatan mental telah menunjukkan tren peningkatan di level global maupun Indonesia. Pandemi telah membuat masalah kesehatan jiwa makin meningkat. Ini semestinya menjadi pengingat bagi mayoritas negara untuk memperkuat sistem kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental merupakan masalah yang kompleks dan bisa bermacam-macam bentuknya, seperti dijelaskan dalam klasifikasi penyakit internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam definisi itu, gangguan kesehatan mental mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, dan skizofrenia.

Bunuh diri, seperti kasus mahasiswa di Yogyakarta baru-baru ini, merupakan masalah besar gangguan kesehatan mental yang perlu menjadi perhatian dan dicegah oleh banyak pihak. Secara global, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di antara orang berusia 15-29 tahun (theconversation.com).

Saat ini kasus gangguan kesehatan mental kian hari makin memprihatinkan. Bagaimana tidak, semua berawal dari faktor internal maupun eksternal, ditambah lagi pertemanan yang tidak mengarah pada kebaikan yang ada justru asas manfaat, dengan memanfaatkan pertemanan demi materi sehingga roda kehidupan hanya berfokus pada kebahagiaan sesaat dengan asas manfaat.

Gangguan kesehatan mental dari faktor internal yakni, berasal dari dalam diri seseorang. Seperti ketidakyakinan manusia saat menghadapi ujian dalam hidup serta kurangnnya kesiapan maupun ketakwaan yang ada pada diri manusia sehingga sulit menerima keadaan yang telah Allah SWT tetapkan. Pada dasarnya setiap manusia khususnya umat muslim ketika ditimpa ujian/masalah yang berasal dari Allah SWT seolah menganggap ujian tersebut merupakan ujian yang buruk menurut pandangan manusia, padahal setiap ujian apapun jika menyakini bahwa setiap masalah/ujian yang menimpa pasti ada solusi dalam penyelesaiannya. 

Setiap manusia memiliki ujiannya masing-masing seperti gangguan kesehatan, ketidaksempurnaan fisik, ekonomi, permasalahan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain sebagainya. Dalam kapitalisme manusia dianggap tidak mampu menerima keadaan maupun ujian yang berasal dari Allah sehingga hal tersebut mengakibatkan sulit untuk menjalani roda kehidupan bahkan lebih mirisnya lagi sampai mengakhiri hidupnya.

Sungguh sistem ini benar-benar menjadikan manusia tidak menerima qada Allah yang semua itu jika dihadapi dengan ikhlas dan sabar maka semua itu dengan mudah dijalankan yang kemudian menemukan jalan keluar dari setiap masalah.

Sama halnya dengan faktor eksternal yang berasal dari penderita kesehatan mental, seperti sulitnya penghidupan ditengah gaji yang tidak memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, biaya sekolah anak-anak sampai pada masalah pergaulan bebas di kalangan remaja. Semua itu menjadi beban bagi sebagian manusia sehingga menimbukan kesehatan mental, kehidupan yang sulit dalam kapitalisme mengakibatkan beban bagi manusia dan membuka jalan untuk melakukan perbuatan tindak kriminal akibat ujian/masalah yang menghilangkan akal manusia untuk berpikir.

Sehingga solusi penyelesaian gangguan kesehatan mental akibat faktor internal maupun eksternal adalah solusi Islam. Islam tidak hanya mengajarkan masalah ritual ibadah namun, juga merupakam ideologi yang mengatur segala aspek kehidupan.

Allah SWT yang Mahamengetahui segala yang ada di bumi maupun permasalahan yang tengah hadapi manusia Allah juga yang lebih mengetahui apa yang dibutuhkan di setiap masalah manusia termasuk gangguan kesehatan mental. Dalam Islam manusia harus memiliki keyakinan yang kuat atas segala problem yang tengah dihadapinya bahwa tidak ada masalah tanpa solusi dan solusi yang sesuai adalah Islam. 

Dari aspek ruhiyah, manusia diperintahkan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT baik dalam keadaan duka maupun bahagia sebab, segala sesuatu jika disandarkan hanya kepada Allah pasti manusia akan menjalani kehidupan khususnya ujian yang menimpanya. Islam juga mengajarkan kepada manusia yang beriman untuk selalu berdoa agar dikuatkan menjalankan permasalahn hidup serta menguatkan ikatan batin bahwa Allah benar-benar mampu menyelesaikan masalah dan memberikan ketenangan serta berusaha mencari jalan keluar dengan ikhtiar sebagai jembatan dalam penyelesaian suatu masalah.

Keyakinan merupakan kekuatan manusia dalam menghadapi ujian. Ujian akan terasa lebih mudah jika segala sesuatu bersandarkan pada Allah SWT dengan begitu manusia terhindar dari gangguan kesehatan mental sebab ia memiliki keyakinan, kesabaran, keikhlasan, dan tawakal kepada qadha Allah SWT.

Selain aspek ruhiyah yang harus ditanamkan pada diri setiap muslim. Negara juga harus mendukung dan menerapkan nilai-nilai Islam sebagai sebuah aturan yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan Islam segala problem yang tengah dihadapi manusia seperti beban ekonomi dan beban hidup lainnya yang menyebabkan gangguan kesehatan mental.

Seperti menciptakan lapangan kerja sehingga kewajiban laki-laki/suami sesuai posisinya sebagai pencari nafkah, terlebih saat ini himpitan ekonomi yang tidak jarang mengalami depresi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok mereka. Sedangkan bagi para remaja harus negara memberikan edukasi yang mampu meningkatkan potensi para remaja/pemuda serta menciptakan suasana lingkungan yang aman dan terhindar dari pergaulan bebas seperti tindakan kriminal, narkoba, kejahatan seksual, pornografi, dan lain sebagainya.

Untuk mewujudkan sebuah perubahan maka kembali kepada Sang Pembuat Hukum yang sebenarnya, Allah SWT. Hanya Allah Yang Maha Adil segala aturan yang telah di turunkan mampu membawa keadilan dalam menyelesaikan permasalahan.

Keadilan yang mampu membawa perubahan hakiki jika hukum-hukum Allah SWT diterapkan sebagaimana firman Allah SWT, "Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS Al-Maidah : 50).

Saat Islam dijadikan sebagai sumber hukum yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menjadi pedoman kehidupan. “Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan (Al-Qur’an) maka merekalah para pelaku kezaliman” (QS Al-Maidah : 45).

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk bagi para pejuang Islam kaffah dengan makin memperkuat keimanan sehingga Sang Pemilik Alam Semesta menyegerakan sistem Islam terwujud. Kami merindukan sosok pemimpin yang benar-benar mampu melakukan amar makruf nahi mungkar unkar.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Milda, S.Pd.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments