Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Marak Kasus Perundungan Buah dari Liberalisme


TintaSiyasi.com -- Aksi perundungan yang menimpa siswa SMP kembali terjadi di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim). Korban dirundung oleh temannya sendiri. Aksi perundungan direkam oleh seorang terduga pelaku perundungan. Total ada empat video yang direkam dan tersebar di grup-grup WhatsApp. Berdasarkan penelusuran, aksi perundungan itu terekam di sebuah rumah di daerah Kendalsari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Hal ini dikonfirmasi oleh ibu korban berinisial GP yang menyebut anaknya mengalami perundungan pada pertengahan Juli 2022 lalu. Sebelumnya anaknya tidak bercerita. Dikatakan dia, tindakan perundungan itu tidak sekali terjadi. Karena pernah anaknya ditelanjangi di pos satpam di sebuah gang di JL Kendalsari Kota Malang oleh para pelaku. Penyebabnya apa, ia tidak tahu.

Pelaku dan korban saling mengenal sebagai teman main bareng (mabar) Mobile Legend. Selain itu, tiap Kamis, anaknya juga dipalak Rp 5000-an untuk beli rokok atau miras. Korban bahkan pernah dicekoki miras. Serta ada bekas sudutan rokok. Dampak kasus ini, anaknya mengalami kecemasanb(www.SuryaMalang.com, 02/09/2022).

Sebelum kasus ini terangkat ke publik, ada juga kasus perundungan di Tasikmalaya. Adapun korbannya adalah bocah lelaki berusia 11 tahun yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Korban meninggal dunia usai mendapat perawatan di rumah sakit, Minggu (17/7). Diduga bocah itu meninggal setelah mendapat perundungan atau bully dari beberapa temannya dengan cara dipaksa menyetubuhi seekor kucing (cnnindonesia.com, 23/07/2022).

Inilah potret buram kondisi remaja saat ini yang mengalami penurunan kualitas mental akibat liberalisme. Liberalisme adalah sebuah paham yang memuja kebebasan, baik itu kebebasan berbicara/berpendapat, kebebasan berperilaku, kebebasan memiliki dan kebebasan beragama. Apa yang terjadi pada kasus perundungan saat ini tidak lepas dari kebebasan berperilaku sehingga mereka dengan mudah melakukan perilaku yang tidak layak. Kebebasan berperilaku juga merasuki pada generasi muda saat ini sehingga mereka dengan bangga membuat video-video yang dirasa unik bagi remaja, termasuk video perundungan sebagaimana kasus diatas. Tidak bisa dipungkiri kecanggihan teknologi saat ini telah merambah masuk kepada generasi muda. Hanya saja kecanggihan teknologi saat ini tidak diimbangi oleh sesuatu yang positif bagi generasi muda. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini ibarat pisau yang bisa memiliki 2 (dua) fungsi, di satu sisi mampu memberikan hal yang positif bagi penggunanya namun di sisi lain bisa merusak mereka. 

Adapun jika kita mau mencermati lebih dalam terkait hal ini, sebenarnya generasi muda hari ini adalah korban dari buruknya sistem sekularisme di negeri ini yang menjauhkan agama dari kehidupan, sistem ini juga tidak mampu mencetak generasi yang berkualitas. Munculnya generasi alay akibat sistem sekuler dan masuknya paham liberalisme telah menjadikan generasi kita rusak. Sudah seharusnya kita peduli dengan kondisi remaja saat ini karena masa depan negeri ini ada di pundak mereka. 

Islam sesungguhnya telah memberikan solusi untuk mencetak generasi yang berkualitas. Islam bukan sekadar agama ritual yang mengatur ibadah saja, namun Islam sejatinya adalah sebuah ideologi yang memberikan solusi dengan seperangkat aturannya. Generasi yang berkualitas dalam Islam adalah generasi yang mempunyai keimanan yang kokoh dan dari keimanan tersebut mendorong para generasi untuk mengkaji tentang suatu ilmu pengetahuan dan mengembangkannya menjadi teknologi yang bisa bermanfaat bagi umat. Untuk mencetak generasi yang berkualitas, sistem Islam menjadikan pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) setiap warganya sesuai dengan Islam, baik itu generasi muda ataupun yang tua. Para generasi Muslim pun dibina agar bisa mengarungi kehidupan dengan akidah Islam, sehingga ketika menemui ujian kehidupan maka mereka menyelesaikannya dengan Islam. Akidah Islam juga mendorong generasi Muslim memiliki rasa malu ketika melakukan maksiat, sehingga kekerasan/perundungan tidak akan terjadi pada sistem Islam karena hal tersebut merupakan sesuatu yang dilarang dan termasuk perbuatan zalim. 

Al-Qur'an telah mengharamkan perbuatan kekerasan sebagaimana tertuang dalam surat Al-A'raff ayat 33: "Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Dinyatakan juga di dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Jabir bahwasannya Rasulullah bersabda: “Takutlah engkau semua -hindarkanlah dirimu semua- akan perbuatan menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat."

Islam juga memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kekerasan, sehingga dengan adanya sanksi yang tegas ini akan memberi efek jera bagi pelaku sehingga kasus perundungan/kekerasan bisa teratasi dengan sempurna. Bila dalam kasus perundungan/kekerasan tersebut sampai menghilangkan nyawa atau adanya kerusakan terhadap sebagian anggota tubuh maka hukumannya adalah qishas. Bila dalam kasus kekerasan tersebut tidak sampai berupa kekerasan fisik namun berupa kekerasan non fisik seperti ancaman, teror, pelanggaran kehormatan, pelanggaran kemuliaan maka hukumannya adalah takzir yang kadar sanksinya ditetapkan oleh khalifah. 

Sungguh sistem Islam telah mampu memberikan keamanan dan juga menjaga kehormatan setiap warganya termasuk generasi muda sehingga dalam Islam lahir generasi muda yang berkualitas. Sejarah telah mencatat bahwa sistem Islam terbukti melahirkan sosok-sosok unggul, para ilmuwan saleh dan pahlawan Muslim yang cerdas secara aqliyah dan terpuji nafsiyah-nya. 

Di antaranya adalah sebagai berikut : 

Pertama. Muhammad Al- Fatih yang merupakan pahlawan Muslim yang hafal Al-Qur'an dan mampu menaklukkan konstantinopel di usia 21 tahun.
Kedua. Imam As-Syafi'i ulama fikih yang hafal Al-Qur'an dan ribuan hadis serta terkenal sebagai ulama yang sangat berhati-hati dalam bertindak.
Ketiga. Ibnu Sina seorang ilmuwan Muslim yang ahli dalam bidang kedokteran dan juga hafal Al-Qur'an. 

Sesungguhnya kualitas sebuah generasi sangat ditentukan oleh sistem yang diterapkan sebuah negara. Jika menginginkan generasi negeri ini menjadi generasi yang berkualitas, maka caranya adalah mengganti sistem sekularisme kapitalisme di negeri ini menjadi sistem Islam. Islam adalah sistem yang berasal dari Allah Swt maka tidak ada sistem apapun yang bisa menandingi kemuliaan Islam. Sudah saatnya kita bahu membahu memperjuangkan Islam sebagai sistem di negeri ini. 

Wallahu a'lam. []


Oleh: Triana Nur Fausi
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments