Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Buah Busuk Sistem Sekuler: Rakyat Melarat, Penguasa Abai

TintaSiyasi.com -- Penderitaan rakyat saat ini seakan tidak ada habisnya. Di Berbagai lini kehidupan rakyat merasakan kesusahan hidup yang kian menyesakkan dada. Sekeras apapun mereka berteriak, berharap penderitaan akan sirna tapi apalah daya tangan tak sampai. Suara-suara jeritan mereka tak pernah didengar oleh penguasa saat ini.

"Hidup segan, mati pun tak mau" peribahasa ini sangat cocok menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia saat ini. Berbagai fakta mengenaskan dan memilukan menimpah masyarakat. 

Dilansir dari detikjabar.com (17/09/2022), rumah semi permanen milik Undang, salah satu warga di Garut dibongkar oleh rentenir  pada Sabtu, 10 September 2022. Hal ini dikarenakan utang 1,3 juta  yang tak kunjung dibayar oleh Undang dan keluarganya. Padahal rumah tersebut sudah dalam keadaan reyot. Setelah sebelumnya pernah direnovasi oleh anggota TNI dari Kodam III/Siliwangi.

Faktanya, Undang hanya salah satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang harus menanggung akibat dari transaksi ribawi ini. Bahkan tak jarang sampai merenggut nyawa.

Ini hanya satu dari sekian banyak  fakta mengenaskan yang menempa masyarakat saat ini, mulai dari rumah dibongkar karena terjerat utang rentenir, mati misterius karena penyakit tak tertangani hingga data akademik yang menyatakan bahwa 50 % penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi. Belum lagi ditambah dengan efek domino dari kenaikan harga BBM saat ini yang begitu mencekik. Ini masih fakta yang terekspos media sementara yang didalam tanah mungkin tak terhitung banyaknya. 

Di lain sisi penguasa hari ini abai menjamin kebutuhan pokok rakyat. Mereka sibuk mencari kawan politik demi berkontestasi dalam pemilu 2024 mendatang. Disetiap pertemuan mereka nihil membahas berbagai persoalan yang tengah menimpa rakyat. Mereka hanya membahas siapa yang cocok jadi capres dan cawapres yang akan maju pada pemilu mendatang.

Selain itu, kebijakan yang dikeluarkan pun tidak pernah memihak rakyat. Mulai dari menaikkan harga BBM ketika harga minyak dunia turun. Menaikan tarif pajak PPN di tengah kondisi pasca pandemi. Pengesahan UU Ciptaker, UU Omnibus Law. Kesemuanya menunjukkan keberpihakan mereka kepada para oligarki. Penguasa hari ini hadir bukan karena ingin mengurusi kebutuhan rakyatnya akan tetapi demi meraih kekuasaan semata dan memuluskan setiap usaha mereka. Ini terbukti dari setiap kebijakan mereka yang selalu meminggirkan urusan rakyat. 

Inilah buah yang dihasilkan dari sistem sekuler demokrasi yang menihilkan peran penguasa hadir dalam setiap persoalan rakyatnya. Rakyat dibiarkan usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Sementara penguasa abai dalam menjamin kebutuhan rakyatnya. Penguasa hanya menjadi regulator, penghubung antara rakyat dan para korporasi dan oligarki. Slogan dari rakyat, oleh rakyat dan  untuk rakyat hanya sekedar jargon pemanis pasca pemilu. Padahal sejatinya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk oligarki. 

Hal ini tentu berbeda dengan penguasa dalam sistem Islam yakni Khilafah. Kholifah dalam sistem Islam berfungsi sebagai ra'in pengurus rakyatnya.
Rasulullah Saw bersabda;
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)

 Dalam sistem Islam, Khalifah benar-benar menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan penuh amanah. Khalifah terbukti selalu hadir dan menjadi solusi dalam setiap persoalan yang dihadapi rakyatnya. 

Buah penerapan sistem Islam dengan khilafah sebagai institusinya dapat kita lihat dalam sejarah kepemimpinan Islam selama 14 abad lamanya. Khalifah berhasil memenuhi setiap kebutuhan pokok rakyatnya, mulai dari sandang, pangan dan papan. 

Bahkan sejarawan barat sendiri mengakui kehebatan pemerintahan Islam. Pemikir Barat Will Durant dalam bukunya, The Story of Civilization mengatakan .“Di bawah pemerintahan Islam, Asia Barat mencapai tingkat kemakmuran industri dan perdagangan yang tak tertandingi oleh Eropa Barat sebelum abad keenam belas"

Kesuksesan Khalifah dalam mengurusi rakyatnya telah tercatat dalam tinta emas  sejarah peradaban manusia. Selama 1.400 tahun khilafah tegak, terbukti mensejahterakan, melindungi hak-hak rakyatnya baik muslim maupun non muslim yang tunduk pada Khilafah.

Maka rakyat tidak boleh lagi menaruh harapan pada penguasa di sistem saat ini. Rakyat harus mengarahkan perhatian dan kekuatannya pada penerapan sistem Islam dalam naungan khilafah. Karena dengan penerapan sistem Islam dalam bingkai khilafah maka semua permasalahan rakyat akan teratasi.
Wallahu'alam Bissawab

Oleh: Asma Sulistiawati
Pegiat Literasi

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments