Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BBM Melejit, Rakyat Menjerit


TintaSiyasi.com -- Masih teringat wacana kenaikan BBM di tanggal 1 September 2022 lalu, membuat antusias rakyat untuk memborong BBM sehari sebelumnya. Ternyata yang terjadi pada hari itu justru tidak ada perubahan harga pada BBM jenis pertalite tetapi jenis pertamax turbo justru mengalami penurunan harga (cnbcindonesia.com, 1/9/2022). Namun, baru saja bernafas lega pasca pandemi Covid-19, namun kini rakyat harus kembali menghadapi realita yang menyesakkan. Rakyat kembali kesulitan ekonomi karena akhirnya pemerintah menaikkan harga BBM pada tanggal 3 September 2022 secara tiba-tiba melalui konferensi persnya. Tidak tanggung-tanggung, BBM jenis pertalite naik dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter, kemudian pertamax dari yang awalnya Rp12.500/liter kini menjadi Rp14.500/liter, demikian juga pada solar subsidi dari Rp5.150/liter sekarang menjadi Rp6.850/liter.

Kebijakan kenaikan harga BBM ini jelas akan berpengaruh signifikan pada seluruh kebutuhan pokok masyarakat dari berbagai kalangan, terutama kalangan menengah ke bawah. Hingga hari ini sudah terlihat pengaruh dari kenaikan BBM ini, adanya kenaikan pada tarif ojol, harga bahan pokok, tarif angkutan umum juga mulai naik.

Menurut pemerintah, kenaikan harga BBM saat ini karena sekitar 70% subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat mampu, alias tidak tepat sasaran. Padahal, menurut Wamenkeu dengan kenaikan harga BBM ini mengakibatkan angka kemiskinan di Indonesia meningkat, begitu juga inflasi akan meningkat. Namun demikian, pemerintah masih optimis jika pertumbuhan ekonomi akan tetap berada di kisaran 5,1%-5,4% (kemenkeu.go.id, 5/9/2022).

Sebagian besar masyarakat menaruh kekecewaan atas kebijakan ini, bahkan sempat ada gerakan mosi tidak percaya. Dapat kita lihat, beberapa demo digelar oleh mahasiswa, buruh dan aktivis di depan kantor DPRD demi menyuarakan kekecewaan mereka. Namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan mereka.

Subsidi BBM ini sesungguhnya adalah hak seluruh rakyat yang harus diberikan oleh pemerintah tanpa memandang asalnya dari strata kelas atas maupun bawah. Harga BBM saat ini yang menurut masyarakat pada umumnya seharusnya bisa turun mengingat harga minyak dunia per barel dikabarkan mengalami penurunan harga. Namun kenyataan itu berbeda dengan negara ini yang harga BBM justru mengalami kenaikan harga.

Bukan tanpa sebab, ini karena Indonesia sampai sekarang masih terus mengimpor bahan setengah jadi dari Singapura yang telah mengolah minyak mentah. Padahal Singapura mendapatkan minyak dari kilang minyak atau sumur gas di Indonesia. Inilah yang cukup berpengaruh pada harga BBM di negara kita saat ini.

Dalam Islam, tambang minyak adalah milik rakyat, negara hanya menjadi pengelola dan penyalurnya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, kalaupun rakyat harus dipungut biaya, itu semata-mata untuk mengganti biaya pengelolaan. Negara pun tidak boleh menjual milik rakyat ini pada perorangan, perusahaan apalagi asing. Jika negara sampai menjual minyak mentah kepada negara lain, harus dipastikan bahwa rakyat di dalam negeri sudah tercukupi kebutuhannya akan migas.

Saat ini, belum ada solusi apapun untuk rakyat setelah naiknya harga BBM. Bersamaan dengan kebijakan kenaikan harga BBM ini muncul 3 macam bantuan sosial. Sesungguhnya bansos-bansos ini sifatnya hanya seperti bius bagi rakyat karena hanya diberikan sampai 3 bulan saja dan tidak terus menerus. Sifatnya yang sementara ini bisa dipastikan, rakyat akan tetap merasakan sulitnya kehidupan dampak dari naiknya sebagian besar kebutuhan pokok.

Rasa-rasanya tidak ada tuntutan rakyat yang besar kecuali supaya mereka bisa membeli kebutuhannya dengan harga yang stabil dan dapat dijangkau dengan mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Apalagi kebutuhan bukan hanya pangan semata, walaupun setinggi apapun harga BBM, rakyat pasti akan tetap membelinya sekalipun dengan terpaksa dan terseok-seok. Besar harapan rakyat pada pemerintah supaya dapat berpikir ulang dengan mengamati banyaknya dampak negatif yang telah dihasilkan dari kebjakan kenaikan BBM ini.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Uthe Setya
Aktivis Muslimah Bali
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments