TintaSiyasi.com -- Lagi dan lagi bagaikan kabar tahunan, kondisi Muslim yang ada di Palestina tidak ada ujungnya. Seperti yang dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina yang mengutuk agresi brutal Israel di Jalur Gaza yang memasuki hari kedua pada Sabtu (6/8/2022). Lembaga itu menyebut Israel membuat wilayah Palestina layaknya lapangan latihan dan warga sebagai target tembak.
Serangan tersebut mengakibatkan, hingga kini telah tewasnya 12 warga Palestina, termasuk seorang anak dan seorang wanita. Serangan juga menyebabkan 80 orang korban luka-luka.
Bagaikan pertunjukan kekuatan pendudukan menentukan arah, perbatasan, dan target serangannya tanpa pertanggungjawaban di tingkat internasional, Israel sedang mencari target termudah di mana ia dapat mencapai tingkat 'keberhasilan' yang tinggi untuk membuktikan kepada dirinya sendiri dan kepada negara-negara di sisinya tentang kemampuan dalam memasarkan teknologi militernya. Na'udzubillahiminzalik.
Tugas PBB dibentuk untuk memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Salah satu tujuan PBB adalah menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta kerja sama dalam memecahkan persoalan dalam berbagai bidang. Namun, sepertinya tidak memihak kepada negeri-negeri Muslim, hanya untuk kepentingan negeri-negeri kapitalis.
Beginilah ketika kita masih hidup dalam sistem kapitalis, masih banyak negeri Muslim semisal Palestina yang terjajah secara fisik, bahkan di negeri Muslim lain terjajah ekonominya, dibelenggu dalam sekat nasionalisme. Maka berbagai cara apa pun yang kita lakukan tidak akan dapat memberikan solusi yang hakiki dalam menuntaskan masalah. Tak bisa memberikan pertolongan secara militer, hanya bisa mengecam dan memberikan bantuan makanan dan obat-obatan kepada saudara kita yang ada di Palestina.
kebutuhan mendasar Palestina saat ini adalah bantuan militer untuk mengusir tentara Israel dari bumi Palestina. Jika kita analogikan, ada seorang perampok yang membunuh tuan rumah dan memaksa membagi dua rumahnya. Bantuan apa yang logis agar permasalahannya selesai? Tentu kita harus membantu tuan rumah untuk mengusir perampok tersebut. Pemberian obat-obatan dan makanan sesungguhnya tidaklah mampu menyelesaikan masalah Palestina.
Hanya jihad yang bisa menghentikan mereka. Namun, jihad defensif yang selama ini sudah dilakukan oleh bangsa Palestina ternyata tak cukup untuk mengusir mereka. Bangsa Palestina benar-benar butuh bantuan kaum Muslim lainnya untuk membebaskan mereka.
Bagaimana kaum Muslim dapat bersatu? Ya. Hanya dengan hidup dalam sistem khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, jika tidak dengan adanya sebuah negara Islam maka mustahil dan tidak akan dapat kita menolong saudara kita di Palestina dan Muslim lainnya yang terzalimi. Dan itu dilakukan dengan ikhtiar dakwah Islam secara kaffah yang mengikuti metode Rasulullah dalam mendirikan daulah di zaman Nabi SAW.
Allah SWT berfirman, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS At- Taubah :105).
Wallahu a'lam. []
Oleh: Siti Hajar
Aktivis Dakwah, Pemerhati Remaja
0 Comments