Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gegara Dihujat, Dukun pun Bertindak


TintaSiyasi.com -- Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (Q.S.4: 48).

Dilansir oleh SuaraKaltim.id, viral di media sosial (Medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya, untuk melawan Pesulap Merah atau Marcel Radhival. Peristiwa itu viral dan diunggah ulang oleh akun @fakta.indo. Dalam keterangan tulisnya, admin tersebut menjelaskan alasan kenapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan. "Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marsel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun," jelasnya, dikutip Minggu (07/08/2022).

Rupanya, masalah rakyat Indonesia tak kunjung reda, hilang satu datang seribu. Lelah mendengarnya pasti. Namun, hal ini tetap harus dijalani dan dicari solusi.

Belum lama ini, dunia perdukunan tampak sedang diusik keberadaannya, oleh seorang pesulap. Padahal, selama ini tidak pernah ada kasus seperti ini. Motif dari sang pesulap sudah menjadi rahasia umum. Di medsos begitu ramai diperbincangkan. Namun, ada hal penting yang perlu menjadi sebuah renungan.

Di zaman yang kian canggih, masih saja dunia perdukunan eksis. Tampil dengan gaya baru. Sehingga, masyarakat yang awam tergiur dengannya. Ingin meraih sesuatu tapi tidak mampu, dukun pun menjadi pilihan jitu. Terlebih, sistem kapitalis yang merenggut kewarasan manusia menjadi pemicu utama. Menjadikan manusia jauh dari fitrahnya. Segala sesuatu ingin instan, tanpa sebuah perjuangan ataupun pengorbanan.

Sistem inilah, yang membuat umat tak lagi kritis. Jauh dari kata cerdas, yang dominan adalah malas, menutup mata dari kebenaran. Menggadaikan akidah demi sebuah mimpi yang jauh dari berkah. Padahal, sudah jelas, Islam melarang mendatangi dukun. Bahkan Allah SWT menghukumnya, dengan tidak menerima shalatnya selama 40 hari.

Rasulullah SAW bersabda: "Bagi orang yang tetap nekat ingin pergi ke dukun dan mempercayai dukun, maka ini akibatnya; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya; “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari" (HR. Muslim).

Demikianlah hadis Rasulullah SAW, yang menegaskan, hukuman untuk para penggemar dunia perdukunan. Hal ini, sejatinya tidak akan terjadi, jika di sebuah negara diterapkan sistem Islam. Karena negara akan mencegah rakyatnya dari kerusakan akidah. Negara bertanggung jawab atas kerusakan akidah rakyatnya. Begitu pun, praktik perdukunan akan ditindak tegas, jika mereka tidak mau meninggalkan praktik syirik mereka.

Para pemimpin negara akan berusaha serius untuk menuntaskan praktik yang menyesatkan rakyatnya, karena ia sadar, hal itu jika dibiarkan akan menyudutkan mereka pada azab dari Allah SWT.

Dari Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah SAW berkata, "Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka."

Inilah hadis tentang kepemimpinan, yang memecut para pemimpin Islam untuk melayani rakyatnya.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sumiati
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments