Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam dan Politik Sulit untuk Dipisahkan, karena Semuanya Ajaran Islam


TintaSiyasi.com -- Aktivis Islam Inggris Dr. Abdul Wahid menyebutkan bahwa antara politik, spiritual, ibadah, keyakinan, dan keimanan semuanya adalah aspek yang memiliki term berbeda satu sama lain, tetapi semuanya adalah bagian ajaran Islam dan Allah Subhanahu wa Taala menyebutkannya dalam Al-Qur’an.

“Ini (Islam politik) adalah topik yang sangat menarik menurut saya. Jika seseorang bertanya kepada saya tentang Islam dan politik, kemungkinan besar saya akan mengatakan hal ini sangat sulit untuk dipisahkan. Antara politik, spiritual, ibadah, keyakinan, keimanan yang semuanya adalah aspek yang memang memiliki term berbeda satu sama lain, tetapi semuanya adalah bagian ajaran Islam dan Allah Subhanahu wa Taala menyebutkannya dalam Al-Qur’an,” jelasnya dalam Diskusi Virtual: Islamic Politics with Dr. Abdul Wahid di YouTube Blogging Theology, Senin (04/07/2022).

Ia menjelaskan bahwa panggilan orang beriman dalam Al-Quran dimaksudkan bagi mereka yang melaksanakan seluruh elemen-elemen ajaran Islam. Seperti ibadah, motivasi, ritual, aspek politik, aspek ekonomi, kehidupan sosial, pewarisan, dan persanksian.

“Sebab keseluruhan elemen tersebut memiliki jaringan satu sama lain yang saling terhubung. Meskipun katanya Al-Qur’an menjelaskannya dalam ayat-ayat yang berbeda dan terkadang ada juga dalam satu ayat menyinggung beberapa elemen yang berbeda tersebut,” terangnya.

Dr. Abdul Wahid menyebutkan satu hadis yang menunjukkan bahwa  ajaran Islam itu sangat politis, seperti bentuk jihad yang utama (afdalul jihad) dengan menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa tiran (zalim).

Afdalul jihad kalimatul haq ‘indal sultanun, sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kalimat yang benar kepada penguasa tiran. Ini sangat politis, bukan? Sangat politis tentunya jika sesorang berdiri di hadapan penguasa tiran dan menyampaikan kebenaran pada mereka,” ujarnya.

Para ulama terdahulu, lanjutnya, saat menuliskan sejarah tentang sirah Nabi Shalallahu alaihi Wasalam tidak lepas dari politik ataupun peristiwa politik yang dialami oleh Nabi Shalallahu alaihi Wasalam seperti berbagai perang (battle).

“Begitu juga dengan macam-macam peraturan, kebijakan, dan hukum di masa Nabi Shalallahu alaihi Wasalam. Semuanya secara kontekstual adalah bagian term politik,” ulasnya.

Bahkan semua itu berlanjut sepanjang masa khilafah, karena hanya mengikuti yang dicontohkan oleh Nabi Shalallahu alaihi Wasalam. “Mulai dari hukum atau aturan serta sikap mereka dalam kehidupan yang tercatat oleh para ulama. Mereka mendakwahkan Islam dan mengampanyekannya untuk semesta, karena begitulah merefleksikan Islam yang benar,” paparnya.

“Oleh karena itu umat Islam tidak boleh meninggalkan aspek Islam politik. Sebab semua ajaran Islam yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an harus diambil tanpa memilih-milih. Itulah seruan Allah kepada orang-orang beriman,” lugasnya.

“Allah serukan bagi orang-orang beriman, udkhulu fissilmi kaffah, artinya masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh. Allah telah mengatakan bahwa kitab ini (Al-Qur’an) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penjelas segala sesuatu. Sehingga kita tidak bisa mengambil sebagian dari kitab ini, lalu meninggalkan bagian lainnya,” pungkasnya.[] M. Siregar

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments