Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jurnalis Ini Ungkap Enam Alasan Mengapa Harus Menulis Opini


TintaSiyasi.com -- Jurnalis Joko Prasetyo mengungkapkan enam alasan mengapa harus menulis opini ke media massa. "Ada enam alasan mengapa kita harus menulis opini," ungkap jurnalis yang akrab disapa Om Joy tersebut kepada Tintasiyasi.com, Senin (13/6/2022). 

Pertama, rubrik opini merupakan ruang yang disediakan media massa untuk diisi tulisan pembaca. Hampir semua ragam tulisan yang dimuat di media massa ditulis oleh kru (para jurnalisnya). 

“Ya, Anda yang bukan bagian dari kru media tersebut juga diberi kesempatan menyampaikan sikap dalam rubrik yang khusus disediakan untuk pembaca. Biasanya bernama rubrik opini, rubrik media pembaca, dan atau semisalnya. Melalui rubrik itulah kesempatan tulisan Anda dimuat oleh media,” ungkapnya. 

Tentu bila dimuat media massa, peluang tulisan dibaca khalayak menjadi lebih besar lagi. Oleh karena itu menulis opini dan dikirim ke media massa menjadi uslub (cara teknis) yang sangat strategis dan patut dijadikan alasan. 

“Ketersebarluasannya akan berlipat ganda bila sudah dimuat di media massa, Anda muat lagi di medsos,” bebernya. 

Kedua, menunjukkan sikap penulis atas suatu informasi/fakta aktual. Sikap penulis berupa dukungan kepada kebaikan dan ketidaksetujuan kepada keburukan yang tengah faktual dan aktual terjadi di tengah masyarakat sangat penting dilakukan. 

"Pasalnya, setiap Muslim diwajibkan melakukan amar makruf nahi mungkar. Menulis opini bisa dijadikan sebagai salah satu uslubnya,” ungkap Om Joy. 

Ketiga, sarana berbagi ilmu tentang suatu perkara yang penulis kuasai. Tulisan opini juga berfungsi untuk menjelaskan suatu perkara (what), maka penulis juga bisa mengamalkan ilmu tentang suatu perkara yang dikuasai kepada khalayak. 

“Misal, Anda (penulis) menguasai bahasan mengenai kewajiban menutup aurat dan berpakaian yang sesuai aturan Islam, maka bahasan tersebut bisa ditulis dalam tulisan opini,” sebutnya. 

Keempat, sarana berbagi ilmu tentang cara kerja (how to do) sesuatu yang penulis kuasai. 

Ia mencontohkan, bila penulis memiliki pengalaman/mengetahui kiat menggunakan kerudung dan jilbab yang trendi namun tidak melanggar hukum Islam. Hal tersebut bisa dijadikan opini. 

Kelima, sarana berbagi berbagai faktor mengapa (why) harus melakukan sesuatu atau mengapa sesuatu itu bisa terjadi. 

“Misal, Anda (penulis) mendengar berbagai alasan mengapa Muslimah enggan menutup aurat dengan sempurna, enggan menggunakan kerudung dan jilbab. Anda juga tahu cara mematahkan dalih mereka itu. Anda bisa menuliskannya dalam bentuk opini,” jelasnya. 

Keenam, pendapat penulis dimuat di media massa. Jika penulis bukanlah narasumber yang diwawancarai/diliput media massa, sudah barang tentu penulis tidak dijadikan rujukan dalam penulisan berita terkait poin kedua hingga kelima. 

“Jadi, kalau bukan menulis opini dan mengirimkannya ke media massa, bagaimana caranya pendapat Anda tentang itu semua bisa dimuat di media massa?,” pungkasnya.[] Mustaqfiroh
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments