Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Singapura Telah Melecehkan dan Menyerang Islam


TintaSiyasi.com -- Menanggapi polemik penolakan pihak Imigrasi Singapura terhadap Ustaz Abdus Somad (UAS), Aktivis 98 Agung Wisnuwardana menilai hal itu sebagai pelecehan terhadap Islam. 

“Deportasi (lebih tepat dikatakan penangkalan) UAS ini tiada lain adalah pelecehan terhadap Islam dan Singapura telah menyerang Islam," ungkapnya dalam Special Interview: Ada Apa di Balik Deportasi UAS? di kanal YouTube Rayah TV, Rabu (18/05/2022). 

Diketahui setidaknya ada tiga alasan yang dinyatakan Kementerian Dalam Negeri Singapura terkait penolakan tersebut. Pertama, Ustaz Abdus Somad dianggap melecehkan penganut agama lain karena secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir. 

Kedua, UAS dituduh membolehkan adanya bom bunuh diri terkait konteks konflik Israel-Palestina. Ketiga, UAS dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima masyarakat Singapura yang multi-ras dan multi-agama. 

Menanggapi alasan tersebut, Agung selaku Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) menganggap Singapura telah menyerang Islam. Pasalnya, menurut Agung, tiga poin besar yang disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Singapura itu termasuk domain dari khasanah syariat Islam. Yaitu, bahwa penyebutan non-Muslim sebagai kafir bukanlah UAS sendiri, melainkan dinyatakan oleh Al-Qur’an. 

Kemudian, Agung menjelaskan, terkait konteks Israel-Palestina, telah banyak kalangan yang juga berpendapat bahwa Israel penjajah tanah Palestina. Intimidasi Israel atas Palestina sampai sekarang terus terjadi, sementara umat Islam di sana tidak bisa berbuat apa pun. 

Dalam situasi konflik seperti itu, lanjut Agung, sah bila umat Islam melakukan perlawanan. "Perlawanan membawa senjata bertempur melawan Israel itu, ya sah-sah saja. Wong dalam pertempuran seperti itu. Dan dalam Islam, bahkan itu disebut sebagai syahid dan jihad dalam situasi seperti itu. Itu juga khazanah syariah Islam," terangnya. 

Karena itu, menurut Agung, ketika Singapura itu menolak UAS masuk ke negaranya dengan alasan tersebut, sementara alasan itu ada timbangan syariah Islam, berarti Singapura sebenarnya menyerang Islam, melecehkan syariah Islam. 

"Artinya, ketika Singapura itu mendeportasi Ustaz Abdus Somad dengan dua alasan itu, sementara dua alasan itu ada timbangan syariah Islam, berarti dia kan sebenarnya menyerang Islam. Singapura itu kan berarti melecehkan Islam, melecehkan syariah Islam," ujarnya. 

Lebih lanjut Agung menjelaskan, anggapan bahwa ceramah-ceramah UAS menimbulkan segregasi karena ekstrem adalah stigmatisasi. Padahal, menurutnya, UAS dalam ceramahnya kerap humor, renyah dan disukai masyarakat. 

"Bahkan, yang mengundang bukan hanya masyarakat, pemerintah pun banyak yang mengundang. Tentara, kepiolisian pun banyak yang mengundang beliau dan mereka senang dengan ceramah-ceramah UAS. Pertanyaan saya, segregasinya di mana? Ini kan stigmatisasi kalau saya lihat," ungkap Agung. 

Agung menilai telah muncul islamofobia pada Singapura, sehingga melakukan stigmatisasi. "Jadi sudahlah dia melakukan pelecehan terhadap syariah Islam. Dia juga melakukan stigmatisasi. Dalam bahasa aktivis saya, Singapura ini sudah kurang ajar dalam konteks ini kepada umat Islam, kepada Islam itu sendiri, dan muncul apa yang disebut islamofobia, ketakutan pada Islam sehingga ia melakukan stigmatisasi pada Islam," tutupnya. [] Tyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments