Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Siapa Saja yang Mengambil dan Melaksanakan Al-Qur'an dan As-Sunnah Tidak Akan Tersesat


TintaSiyasi.com -- Ulama Aswaja Sulawesi Tenggara Ustaz Yuslan Abu Fikri dalam khotbahnya saat shalat Idulfitri 1443 Hijiriah di Masjid Al-Fatih Kendari mengatakan, siapa saja yang mengambil dan melaksanakan Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak akan tersesat.

"Rasul Salallahu alaihi Wasalam menjamin siapa saja yang mengambil dan melaksanakan Al-Quran dan As-Sunnah tidak akan tersesat," tuturnya Ahad (01/05/2022).

Ustaz Yuslan mengutip sabda Rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasul SAW bersabda saat Haji Wadak, 

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya: Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (HR Malik, al-Hakim, ad-Daraquthni dan Ibnu ‘Abil Barr).

Ia menukil firman Allah Subhanahu wa Taala juga telah memberikan jaminan di dalam firman-Nya,

فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى ەۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدٰيَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى
 
Jika datang kepada kalian petunjuk dari Diri-Ku, maka siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (TQS Thaha [20]: 123)

Ia juga menyitat perkataan Imam az-Zamaksyari di dalam Tafsir Al-Kasyâf, yang dimaksud petunjuk (hudan) adalah Al-Kitab dan syariah. 

"Makna ayat ini sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Abbas ra., yakni Allah menjamin orang yang mengikuti Al-Quran tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat," ujarnya. 

Lebih lanjut, ia katakan bahwa celaka di akhirat adalah sanksi atas orang yang sesat di dunia dari jalan agama (Islam). "Sebaliknya, siapa saja yang mengikuti Kitabullah, dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, niscaya akan selamat dari kesesatan dan dari sanksi-Nya," tambahnya. 

Selain itu, Ustaz Yuslan juga kembali mengingatkan jamaah shalat Id bahwa Allah mensyariatkan puasa Ramadhan agar bertakwa.

“Para ulama telah menjelaskan makna takwa. Seperti yang dinyatakan oleh Imam An-Nawawi di dalam Syarah Shahih Muslim, takwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya,” terangnya.

Ia tegaskan, perintah dan larangan Allah itu termaktub di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Itulah akidah dan syariah. 

"Dengan ungkapan lain, takwa adalah menaati dan menjalankan syariah atas dasar akidah Islam," tutupnya.[] Lanhy Hafa
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments