TintaSiyasi.com -- Direktur Lingkar Studi Ekonomi Ideologis (eLSEI) Arif Firmansyah mengatakan, Indonesia mengambil jalan pintas dengan utang dari luar negeri yang akan menimbulkan masalah bagi perekonomian negara.
“Indonesia mengambil jalan pintas utang luar negeri, ini menimbulkan masalah bagi perekonomian negara,” ujarnya dalam program Kabar Petang, Rabu (27/04/2022) di YouTube Khilafah News.
Lanjutnya, kalau pembangunan dan pengeluaran negara harus dipenuhi dengan utang luar negeri, maka akan membebani keuangan negara itu sendiri. Masyarakat pun harus ikut membayar utang tersebut.
Arif memberikan contoh, kalau mengkritik kondisi Indonesia saat ini, utang pemerintah periode Januari yang lalu mencapai sekitar 6.919,5 triliun atau setara dengan 39,63 persen dari pendapatan.
“Utang pemerintah jika ditambahkan dengan utang BUMN Januari 2022 sudah mencapai di atas 2000 triliun. Sehingga, kalkulasinya untuk utang publik sudah mencapai 8.924,27 triliun,” ungkapnya.
Utang semakin membengkak jelas Arif, ditambah lagi dengan suku bunga yang ditawarkan oleh pemerintah. Utang meningkat, pemerintah mengeluarkan SBN melalui obligasi negara.
“Suku bunga yang dikeluarkan pemerintah Indonesia cukup tinggi dibanding negara lain, bunganya mencapai 67,4 persen,” pungkasnya.[] Mariyam Sundari
0 Comments