TintaSiyasi.com -- Menyikapi adanya anjuran 300 ayat Al-Quran agar dihapus, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menyampaikan kepada umat untuk membangun ikhtiar agar bisa menghentikan penistaan agama.
“Poin penting yang kita sampaikan kepada umat, kita membangun ikhtiar agar bisa menghentikan penistaan agama secara verbal maupun subtansial,” tuturnya dalam acara Diskusi Media Umat: 300 Ayat Al-Qur’an Ingin Dihapus, Ngajak Perang?, Ahad (20/03/2022) di YouTube Media Umat.
Ustaz Ismail menyampaikan bahwa penistaan agama ada dua. “Pertama, penghinaan verbal seperti kasus yang terus berulang terjadi, sampai yang terbaru tentang 300 ayat Al-Qur’an yang ingin dihapus. Kedua, penghinaan secara subtansial. Ini sekarang kedua-duanya terjadi” katanya.
Ia mengungkapkan, terkait penistaan agama yang terus terjadi sekarang, penguasa harus bertindak cepat, tidak boleh lambat, apalagi tampak cenderung membiarkannya. Harus tegas menangkap penista agama.
“Ada tendensi yang patut diwaspadai dan cermati bentuk-bentuk penistaan terhadap agama Islam. Dalam rezim pemerintahan periode kedua ini cenderung meningkat. Kasus ini sudah yang kesekian kalinya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, penghinaan agama secara subtansial, yaitu ketika Islam tidak difungsikan sebagai agama yang mengatur kehidupan manusia. “Syariat-Nya diabaikan, syariat-Nya ditinggalkan bahkan Islam itu hendak diatur, padahal Islam diturunkan untuk mengatur,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sekarang agama mau diatur, sehingga ada istilah Islam moderat. “Kamu jangan menyampaikan hal-hal yang radikal, dipilih-pilih mana yang boleh dan tidak boleh. Ini juga termasuk dalam penistaan agama yang substansial,” ungkapnya.
Ustaz Ismail menjelaskan, penghinaan agama secara substansial sama kasusnya dengan penghinaan secara verbal. “Secara verbal itu ketahuan ngomongnya apa, langsung ketangkap oleh umat, orang awam sekalipun. Tetapi, kalau penistaan substansial ini tidak akan nampak, karena banyak yang tidak merasa, tapi efeknya sangat luas,” jelasnya.
Ia menuturkan, segala bentuk penistaan harus dihentikan, karena akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. “Pertama, agama ini kehilangan muruah atau izahnya. Kedua, akan kehilangan kerahmatannya, yang disebabkan bukan karena agamanya, tetapi karena kita sendiri yang tidak memaknai agama itu," tuturnya.
“Peran penting agama adalah untuk memberikan kontribusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat dan negara. Karena, Islam diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Taala sebagai rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.[] Isty Da’iyah
0 Comments