TintaSiyasi.com -- Pakar Hukum dan Masyarakat, Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum. menegaskan, siapa pun calon presiden (capres) yang maju tidak akan memperbaiki bangsa, jika di belakangnya masih tetap oligarki.
"Presidential threshold nol persen sekalipun dan siapa pun calon presiden yang diajukan, jika di belakangnya masih tetap oligarki, maka tidak akan memperbaiki Indonesia," ungkapnya dalam Dialog Kebangsaan "Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa Indonesia," digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), di Ruang Sriwijaya Gedung B DPD RI, Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senin (14/3/2022).
Guru Besar Fakultas Hukum Undip ini menyampaikan, untuk memperbaiki kerusakan Indonesia kini, harus dilakukan perubahan yang radikal (amelioratif), mendasar, dan harus berani keluar dari kekangan oligarkis.
"Tetap akan ambyar. Jokowi hanya akibat. Common enemy-nya adalah oligarki," ujarnya.
Prof. Suteki menyebut, Indonesia tak kekurangan cerdik pandai untuk dapat mengarahkan jalannya pemerintahan ke arah yang dicita-citakan. Namun menurutnya, yang terjadi justru para pemimpin negeri minim komitmen, utamanya dalam menjalankan roda pemerintahan sesuai ideologi.
"Kita lebih menjadi politikus, miskin negarawan. Politisi itu mengedepankan kepentingan pragmatis lima tahunan. Sedangkan negarawan memikirkan bangsa dan masa depan," tandasnya.
Forum ini dihadiri juga oleh Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti sebagai keynote speaker, beserta narasumber lain: Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof. H. Muh. Amien Rais, M.A., Ph.D, Ketua Dewan Pergerakan Indonesia Maju, Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A., Ketua Umum Gerakan Bela Negara, Brigjen TNI (Purnawirawan) Hidayat Poernomo, dan para pegiat serta pemerhati konstitusi.[] Puspita Satyawati
0 Comments