Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kelangkaan Bahan Pangan Akibat Sistem Ekonomi Liberal


TintaSiyasi.com -- Intelektual Muslimah Jawa Timur Ella Saparianti, S.TP. M.P. mengatakan, kelangkaan bahan pangan terjadi karena penerapan sistem ekonomi liberal.

"Karena akarnya pada penerapan sistem ekonomi liberal," kata Ella dalam Insight ke-141 Pusat Kajian Dan Analisis Data bertajuk Siapa Tahu Nasib Tempe Dan Tahu? Rabu (23/2/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Aktivis sekaligus ibu rumah tangga mengajak masyarakat utamanya perempuan untuk 'melotot' politik bukan sekadar 'melek' politik. "Bukan hanya 'melek' politik tetapi 'melotot' politik. Siapa pun kita, di level mana pun melek politik memiliki kebutuhan penting sepenting kebutuhan kita sehari-hari sandang, pangan, papan. Jadi, harus 'melek' politik," ungkap Ella.

Menurut Ella, Indonesia tengah berada dalam pasar global. Namun demikian, hal ini tidak berimbang dengan posisi Indonesia sebagai negara agraris, katanya, pemerintah seakan melakukan impor di beberapa bahan pokok.

"Bawang putih banyak impor, cabe impor. Jadi, walaupun kita ini negara pertanian, tetapi bahan baku stok tidak ada. Ini hilang ke mana?" tuturnya.

Ia menjelaskan, "Pasar global itu yang membuat kita tergantung pada produk luar dan tidak percaya dengan kemampuan produk daerahnya sendiri. Kita sebagai masyarakat apatis dengan politik. Indonesia negara agraris. Apa yang ada di sekitar kita tidak lepas dari peran pemerintah."

Menurut dia, peran pemerintah tentu memiliki andil besar didukung dengan peran masyarakat maupun individu. Ella pun menuturkan agar pemahaman terhadap kebijakan pemerintah seharusnya menggunakan pemahaman politik dengan benar. 

"Ternyata yang kita butuhkan sehari-hari bukan hanya dipenuhi oleh masing-masing individu. Ada kebijakan yang lebih luas lagi. Ketimpangan, kesenjangan, kesulitan pada hari ini ternyata ada mekanisme pemenuhan pangan yang tidak seharusnya terjadi kalau negera itu peduli dan paham tanggung jawabnya. Selain itu tentu politik yang benar. Pengaturan sesuai kebutuhan. Tidak pincang, tidak berpihak kepada pengusaha," pungkasnya.[] HN/Ika Mawarningtyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments