Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Eksploitasi Perempuan dan Menjadikannya Industri


TintaSiyasi.com -- 101 tahun dunia tanpa khilafah Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar mengatakan, sistem kapitalisme sangat erat kaitannya dalam mengeksploitasi kaum perempuan dan menjadikannya industri.

“Sistem kapitalisme sangat erat mengeksploitasi kaum perempuan, bahkan dijadikan sebagai bagian dari industri. Industri yang sampai hari ini bertahan, yakni industri pornografi,” ungkapnya di rangkaian Ekspo Rajab 1433 Ambruknya Kapitalisme Tegaknya Peradaban Islam season Speak Up Rajab 1443, Sabtu, 26 Februari 2022 di EkspoRajab.com.

Ia mengungkapkan, keunggulan kapitalisme bisa menciptakan orang menderita tetapi tetap merasa bahagia, itu adalah kebahagiaan semu.

“Kapitalisme racunnya terasa nikmat, jadi yang sudah minum racun kapitalisme terutama kaum perempuan dia akan merasa dimuliakan, dijadikan foto model, dipampang dimajalah terkenal, sekali sesi foto sekian ratus juta tetapi membuka aurat untuk  menyenangkan pandangan laki-laki dia merasa sedang dimuliakan padahal sebetulnya dipandangan laki-laki dia dipandang sebagai pemuas hawa nafsu laki-laki,” urainya.

Ia menyampaikan bahwa bertahun-tahun Barat berusaha menaikkan derajat perempuan namun gagal terus, yang ada sampai hari ini perempuan dieksploitasi oleh laki-laki.

“Dalam kapitalisme wanita dimuliakan hanya lip service hanya kebohongan saja, tetapi lebih banyak wanita dieksploitasi cuma sayangnya banyak perempuan juga merasa ketika mereka didandani diberikan pakaian yang membuka aurat dipajang di majalah-majalah terkenal mereka merasa dimuliakan padahal sebetulnya itu dieksploitasi,” urainya.

Ia mengatakan, Barat mengatakan Islam itu agama yang merendahkan perempuan.

“Para umahat kerja di rumah sebetulnya mungkin ada yang sarjana, ada yang S3 tapi jadi istri, suaminya pergi yang kerja istri di rumah ngurus anak, mencuci, mengepel, masak, melayani suami, padahal dia bisa kerja keluar rumah, tetapi hanya menjadi ibu rumah tangga kata orang-orang kapitalis ini merendahkan kemampuan kaum perempuan,” jelasnya.

Lanjut ia mengatakan, kalau hari ini demokrasi masih berpikir berapa persen wanita terwakil di parlemen sejak dulu Islam sudah memberikan sama kewajiban perempuan dan laki-laki dalam berpolitik termasuk di dalamnya kewajiban amar makruf nahi mungkar. 

“Di dalam Islam laki-laki  wajib tholabul ilmi, perempuan wajib tholabul ilmi. Di dalam Islam laki-laki ada kewajiban amar makruf nahi mungkar termasuk berpolitik maka di dalam Islam inipun berlaku untuk para perempuan,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments