TintaSiyasi.com -- Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. mengungkap Rusia luncurkan invasi skala penuh di Ukraina
"Perang dimulai, Rusia luncurkan invasi skala penuh di Ukraina" tuturnya dalam kajian Breaking News, di kanal YouTube Ngaji Subuh, Kamis (24/02/2022).
Menurutnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan invasi skala penuh pada hari Kamis, (24/02/2022). Suara ledakan terdengar di kota-kota Ukraina.
“Ini adalah perang agresi, Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang, dunia harus menghentikan Putin," jelasnya.
Kemudian, Pembina Ma'had Politik Markaz Siyasi tersebut membeberkan, suara ledakan akan terdengar pada Kamis pagi, (24/02/2022), waktu setempat di Kiev, Ibu Kota Ukraina yaitu kota Pelabuhan Marlupol, tak lama setelah presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi untuk demiliterisasi negara itu.
“Ledakan juga terdengar di Khardiv beberapa kota di dekat garis depan dan sepanjang pantai Ukraina. Koresponden APF mendengar ledakan di Kota Pelabuhan Laut Hitam, Odessa, dekat dengan garis depan daerah pemberontak yang didukung Rusia dan tepat di seberang laut dari Krimea yang diduduki Rusia,” imbuhnya.
Korespondensi AFP di kedua kota itu, lanjutnya, mendengar ledakan kuat dan di Mariupol, dekat dengan garis depan dan perbatasan Rusia, penduduk melaporkan mendengar artileri di pinggiran timur kota itu
“Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer di Ukraina untuk membela separatis di wilayah timur negara itu,” terangnya.
Menurutnya, pengumuman mengejutkan disampaikan Putin di saat negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB mengelar sidang darurat untuk membahas krisis Rusia.
“Pada awal krisis, sidang DK PBB yang digelar pada Rabu, (23/02/2022) waktu setempat, Sekjen PBB Antonio Guterres mengajukan permohonan berapi-api kepada pemimpin Rusia untuk mundur dari ambang perang dengan Ukraina,” ujarnya.
Ia menerangkan, Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam pernyataannya, para pembela mereka siap untuk mengusir negara agresor dan akan melakukan segala daya untuk mempertahankan tanah Ukraina, dan menyerukan sekutu Barat Ukraina untuk segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.
“Ukraina kembali melaporkan jatuhnya korban akibat invasi Rusia ke negaranya, terus bertambah naik kematian maupun korban luka-luka. Dilaporkan oleh petugas perbatasan Ukraina pasukan darat Rusia memasuki wilayah mereka dari berbagai arah melalui perbatasan Belarusia, wilayah Luhansk, Sumy, Kharkiv, Chernihiv, dan Zhytomyr hingga melalui semenanjung Krimea. Dan pasukan militer Rusia memasuki wilayah Ukraina dengan mengendarai tank dan alat berat lainnya,” ujarnya.
Ia menegaskan dalam sejarahnya, Ukraina sudah dua kali melakukan revolusi, tahun 2005 dan 2014. Konflik Ukraina Rusia terjadi karena mereka menolak supremasi Rusia dan Ukraina mencari jalan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
"Dalam laporan CNN ketegangan antara negara bekas jajahan Uni Soviet meningkat pada akhir 2013 karena munculnya kesepakatan politik dan perdagangan penting dengan Uni Eropa," tandasnya.[] Riana Magasing
0 Comments