TintaSiyasi.com -- Menanggapi peringatan 101 tahun tanpa khilafah di tengah-tengah umat, Ibrahim Othman, Aktivis Islam asal Sudan berkata, penjajah Barat telah menanamkan tsaqofah kufur seperti sekularisme melalui instiusi pendidikan, sehingga generasi Muslim hari ini tidak lagi memiliki kepribadian Islam.
“Sudah 101 tahun umat Islam tanpa khilafah, dan penjajah Barat telah menanamkan tsaqofah kufur dalam institusi pendidikan. Kita melihat hari ini bagaimana anak-anak kaum Muslim jauh dari akidah mereka, karena telah menerima sekularisme dan konsep kehidupan penjajah kafir Barat. Sehingga kepribadian mereka bukan lagi kepribadian Islam," ujarnya dalam konferensi virtual bertajuk Islam Kaffah Can Only Be Realized Under The Khilafah di kanal YouTube Al-Waqiyah TV, Selasa (01/03/2022).
Ia menjelaskan, politik pendidikan yang khas berasaskan akidah Islam telah hilang seiring runtuhnya khilafah. Barat penjajah melakukan invasi budaya, pemikiran, dan intelektual. Melalui kurikulum yang sangat jelas konsepnya, yaitu memisahkan agama dari kehidupan umat Islam. Seperti gerakan misionaris, khususnya di wilayah Syam setelah dijajah oleh Inggris dan Prancis, mereka mengganti kurikulum pendidikan dengan model Prancis, jelasnya.
Setelah sekulerisme diterapkan melalui kebijakan pendidikan, menurutnya, umat Islam mulai menimbulkan keraguan terhadap agama mereka sendiri, membencinya, menghina sejarahnya, dan terus mengagungkan budaya Barat.
Sebaliknya, Ibrahim Othman menyatakan bahwa Islam memiliki politik pendidikan yang telah terbukti memberikan sumbangan terhadap dunia. Banyak ilmuwan dan universitas kelas dunia di zamannya. Sebab, khilafah sangat memberikan perhatian terhadap pendidikan.
“Khilafah setelah masa Rasulullah SAW dan sepanjang eranya, memberikan perhatian yang besar terhadap sains, pengetahuan, dan para ulama. Universitas Al-Azhar, Al-Qaarawiyyin, Az-Zaitun, dan lainnya, telah melahirkan ribuan ilmuan dalam bidang kedokteran, astronomi, aritmatika, tafsir Al-Qur’an, fiqih, dan sebagainya. Banyak ulama di bidangnya dan juga terkemuka. Di antaranya Ibn al-Haytsam, al-Khwarizmi, As-Syafi’i, Al-Bukhari, dan lainnya. Khilafah adalah sebuah negara yang terdepan dalam peradaban, tsaqofah, dan sains," bebernya.
Kemajuan tersebut sebut dia tidak lepas dari dorongan Rasulullah SAW kepada umatnya juga agar mempelajari perkara-perkara penting untuk kehidupan dunia seperti perdagangan, pertanian, dan bangunan-bangunan. Serta tidak lupa untuk menghafal dan memahami Al-Qur’an. Sebab tujuan politik pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam (Syaksiyah Islam).
Politik pendidikan adalah bagian dari kesempurnaan Islam kata Ibrahim Othman. Dan tujuan yang ditetapkan dalam politik pendidikan Islam adalah pembinaan syaksiyah islamiyah (kepribadian Islam) dan membekali manusia dengan sains dan teknologi yang berhubungan dengan urusan kehidupan.
Menurutnya, membentuk kepribadian Islam bagi generasi umat sangatlah penting. Namun, hal itu hanya dapat terwujud di bawah naungan khilafah rasyidah ala manhaj nubuwwah yang menerapkan Islam dalam semua aspek kehidupan termasuk pendidikan.[] M. Siregar
0 Comments