Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sejarah Berulang, Peradaban Globo Capitalism Tengah di Ambang Kehancuran


TintaSiyasi.com -- Filolog dan Sejarawan Salman Iskandar mengatakan bahwa sejarah itu kembali berulang dan peradaban globo capitalism tengah diambang kehancurannya. “Sejarah kembali berulang, peradaban globo capitalism tengah di ambang kehancurannya,” tuturnya kepada TintaSiyasi, Senin (21/02/2022).

“Bagi para sejarawan dan pemerhati sejarah, ada istilah yang masyhur dalam bahasa Perancis, yakni i'histoire se répète, yang artinya sejarah seperti selalu berulang,” ujarnya.

Salman mengatakan, peradaban kapitalisme yang menuhankan ide liberte, egalite, dan freternaite sejak Revolusi Perancis pada tahun 1789, sekarang dicemooh dunia Islam sebagai biang berbagai masalah dunia. 

“AS sebagai pengusung dan penjaganya diledek sebagai The Sick Man of Modern World. Dunia sudah benci akut dengan arogansi AS dan muak dengan standar ganda Uncle Sam, dll. Dunia pun sudah menyaksikan bahwa AS adalah negara yang tergadai pada bankir-bankir Yahudi elite global,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengisahkan bagaimana dulu peradaban Islam yang sudah memasuki usia lebih dari 1,2 abad dan era Osmanli Devleti yang sudah berusia lebih dari setengah abad diolok-olok Czar Rusia & Christendom sebagai The Sick Man of Europe, yang artinya tua bangka yang sakit-sakitan dari Eropa. 

“Mereka bilang, Utsmani cepat atau lambat tinggal menanti ajalnya saja. Peradabannya akan jatuh seiring bergulirnya waktu, apakah melalui hantaman dari luar ataukah keropos dari dalam?” kisahnya.

Salman menyebutkan bahwa fakta empiris dan historis pun telah menjadi bukti, akhirnya Utsmani memang benar-benar berakhir sejak kekalahannya dalam The Great War tahun 1914-1918, serta pembubaran kesultanan dan kekhalifahan pada tahun 1922-1924.

“Kini, AS tinggal menunggu ajalnya saja. Dihajar dari luar ataukah ambruk dari dalam? Wait, see... and keep struggle of Islam!” lugasnya.

Kontribusi

Salman menegaskan, kontribusi sebagai Muslim adalah tetap dan teguh berjuang. Tidak sekadar menunggu kejatuhan ideologi kapitalisme, tetapi juga istiqamah berjuang menyadarkan umat untuk segera melepaskan diri dari jerat kapitalisme dan mengajaknya untuk memperjuangkan syariat. 

“Tidak hanya itu, kita pun harus memantaskan diri di hadapan Allah Taala bahwa para pejuang Islam saat ini pantas untuk ditolong-Nya. Pantas dan layak untuk meraih kemenangan yang telah dijanjikan-Nya. Berikutnya adalah mempersiapkan umat agar mereka pun telah siap menyongsong kemenangan Islam,” pungkasnya.[] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments