Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pakar Ekonomi Islam: Melihat Perbandingan Sistem Ekonomi seperti Melihat Pohon secara Utuh


TintaSiyasi.com -- Pakar Ekonomi Islam Dwi Condro Triono, Ph.D. mengatakan, untuk melihat perbandingan sistem ekonomi seperti melihat pohon secara utuh. “Kalau kita berbicara perbandingan sistem ekonomi, maka juga harus berangkat dari seperti melihat pohon secara utuh,” ungkapnya di kanal YouTube Ngaji Shubuh bertajuk Perbandingan Sistem Ekonomi Bagian 3, Sabtu (20/11/2021).

“Jangan hanya karena melihat dua buah pohon yang sama-sama punya daun hijau, lalu dikatakan dua pohon itu sama. Padahal yang satu pohon rambutan dan yang satu pohon mangga,” ibaratnya. 

Lanjut dikatakan, walaupun sama-sama punya daun yang berwarna hijau, batangnya berwarna coklat, batangnya sama-sama dari kayu, tidak bisa dikatakan pohon rambutan sama dengan pohon mangga. 

"Kenapa? Karena sistem pohonnya berbeda, akarnya berbeda, batangnya berbeda, dahannya, berbeda, rantingnya berbeda, dan buahnya berbeda," jawabnya. 

Dengan demikian, ia mengatakan, orang bisa melihat akar ekonomi kapitalisme berbeda dengan akar ekonomi sosialisme, termasuk berbeda dengan akar ekonomi Islam.

"Untuk memahami sistem ekonomi kapitalisme, kita berangkat dari pandangan dasar ekonomi kapitalisme, sehingga kita bisa memahami sistem ekonomi secara utuh," tuturnya.

Ia membeberkan terkait mekanisme pasar antara ekonomi kapitalisme dan Islam, bahwa mekanismenya sama. Karena ekonomi kapitalisme menghendaki negara tidak boleh ikut campur dalam penentuan harga. "Ternyata dalam Islam sama, yakni ditentukan oleh mekanisme pasar, bukan oleh negara,” jelasnya. 

Namun, Ia menyanggah apakah kemudian sistem ekonomi Islam dikatakan sama dengan kapitalisme? “Ya, jangan tergesa-gesa dulu. Jelas ada perbedaan akar, walaupun daunnya sama-sama hijau. Jadi, jangan disamakan mekanisme pasar kapitalisme dengan Islam," pintanya. 

"Supaya tidak kelihatan sama, kalau kapitalisme mekanisme pasar bebas, sedangkan Islam mekanisme pasar syariah. Jangan sampai salah memahami perbandingan sistem ekonomi ini,” tandasnya.[] Lanhy Hafa



Baca Juga

Post a Comment

0 Comments