Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mutiara Umat Institute: Twitter Jadi Barometer Kegaduhan Publik



TintaSiyasi.com -- Mutiara Umat Institute Ika Mawarningtyas mengatakan, kanal Twitter jadi barometer kegaduhan publik. "Twitter itu jadi barometer kegaduhan di publik," kata Ika kepada TintaSiyasi.com, Rabu (9/2/2022).

Hal itu ditengarai sikapnya menanggapi kasus di Desa Wadas. Menurutnya tagar #WadasMelawan, #SaveWadas, #WadasRaDidol, dan sebagainya adalah bentuk suara warga yang ingin aspirasinya didengarkan dan diperhatikan publik. "No viral no justice, adalah ungkapan yang artinya, agar dapat keadilan atau agar diperhatikan haruslah viral terlebih dahulu," katanya.

Menjawab pertanyaan Twitter dalam dunia opini politik memegang peranan penting dan krusial, ia mengatakan, "Twitter memang satu-satunya media sosial yang ada fitur trending topic, hal ini memudahkan pengguna untuk mengetahui dengan cepat ada kejadian apa hari ini? Wajar fitur ini banyak disasar untuk melakukan penggiringan opini publik."

Selain itu, menurut Ika, Twitter ini medsos yang bisa face to face dengan rezim yang sedang berkuasa. "Jadi, kita jangan pernah meremehkan tagar yang trending di Twitter, bahkan trending berhari-hari di Twitter, apapun tagarnya itu diperhitungkan oleh politisi di seluruh dunia baik nasional maupun internasional," katanya.

Menurutnya, "Kalau tagar yang trending cuma BTS mah tidak bikin horeg kezaliman. Tapi, jika tagar-tagar dakwah melawan kezaliman ini sangat diperhitungkan, buktinya? Banyak infulencer akun ditangguhkan berkali-kali itu hal biasa di dunia Twitter. Tapi, mereka tetap berdakwah," jelasnya.

Ia mengutip data dari Kompas.com (23/2/2021), "Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Artinya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021. Angka ini juga meningkat 10 juta, atau sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun lalu."

Dakwah era digital adalah dakwah yang menjanjikan, katanya. "Mau tidak mau, pengemban dakwah harus turut andil menjadikan medsos sebagai ladang dakwahnya," katanya.

Ia mengutip Surah Al-Imron ayat 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110).

"Jika umat sekarang ada di dua dunia, yaitu, dunia nyata dan dunia maya (medsos). Mau tidak mau, pengemban dakwah harus menguasai kedua medan tersebut. Jangan membiarkan medsos gelap dengan sekulerisme kapitalisme, liberalisme, dan hedonisme," bebernya.

Sebagaimana Surah Muhammad ayat 7, ia mengajak agar umat Islam menjadi penolong agama Islam, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Muhammad:7)

"Ambil peran dakwah di jagat Twitter. Karena Twitter adalah tempatnya perang pemikiran, face to face dengan sistem dan rezim yang ada, kuasai, menangkan trending topic di Twitter," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments