TintaSiyasi.com -- Pimpinan Pesantren Darul Ma'arif Banjarmasin Guru Wahyudi Ibnu Yusuf menyatakan, penerapan Islam secara kaffah meniscayakan adanya khilafah.
"Penerapan Islam secara kaffah itu meniscayakan adanya khilafah karena, banyak sekali hukum-hukum Islam yang tidak bisa diterapkan tanpa khilafah," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (22/2/2022).
Ia mencontohkan, pemimpin-pemimpin negeri Islam hari ini yang memiliki girah Islam sekalipun paling banter hanya menghimbau terkait masalah penerapan sebagian kecil syariat Islam, seperti misalnya, shalat. Padahal posisi mengimbau itu, menurut Guru Wahyudi, adalah posisi seorang mubalig, seorang ulama, bukan seorang amir atau seorang pemimpin.
"Pemimpin mestinya harus lebih dari itu, sebagaimana dalam kitab-kitab fiqih, disebutkan orang yang meninggalkan shalat karena malas, maka dia dinasihati. Ketika tetap malas, maka diberi sanksi sampai ke hukum pemenjaraan, apalagi kalau dia meninggalkan shalat, karena keyakinan bahwa shalat itu tidak wajib, maka dia disuruh bertobat," jelasnya.
"Kalau dia tidak mau bertobat, maka dia dipantang murtad dan dihukum bunuh. Ini baru satu persoalan hukum Islam, di bulan Rajab ini sering ada penceramah menyampaikan tentang pentingnya shalat," jelasnya.
Ia menjelaskan, shalat itu adalah satu simpul dari simpul-simpul Islam dan merupakan simpul terakhir. Namun ternyata, simpul terakhir itu pun hanya bisa tegak secara secara total, jika ada institusi politik yang menaunginya. Dan institusi itu dalam fiqih Islam disebut dengan khilafah.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan model contoh terbaik yang sukses dalam penegakan syariat Islam dan khilafah itu tidak lain adalah Rasulullah SAW. Dalam menegakkan Daulah Islam di Madinah Rasul tidak berkompromi atau bergabung dengan sistem yang ada saat itu.
"Rasul juga tidak menegakkan Daulah Islam dengan angkat senjata, itu kita kaji dalam sirah," ungkapnya.
Ia menerangkan, yang dilakukan Rasulullah SAW itu, beliau mengkoordinir persahabatan, membina para sahabat dan seterusnya. Dan umat Islam yang sekarang ini juga mestilah berjamaah, karena dengan berjamaah, kemudian akan diperoleh barkah Allah SWT.
"Jadi, jika kita melihat perjalanan dakwah Nabi, itu dimulai dari yang pertama, tasqif, dan itu yang membentuk dan membina kader-kader dakwah yang nanti siap terjun di tengah masyarakat Makkah terhadap dakwah," ujarnya.
Kemudian yang kedua, setelah terbentuk kader-kader dakwah, Nabi mengkoordinir jamaah untuk berinteraksi terjun di tengah masyarakat. Tujuannya, katanya adalah untuk menjelaskan kebobrokan sistem yang diatur dengan tradisi yang ada, dan menjelaskan Islam sebagai solusi atas beragam persoalan.
"Inilah yang semestinya dilakukan sampai akhirnya kemudian umat siap untuk hidup di bawah naungan Islam," serunya.
Kondisi Umat
Guru wahyudi mengungkapakan bahwa kondisi umat Islam hari ini tanpa khilafah itu seperti yang digambarkan oleh Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Daulah Islamiyah bahwa umat ini telah dibunuh orang tuanya (khilafah).
"Ayah dan ibu dari umat ini telah dibunuh oleh kafir penjajah. Ketika umat ini kehilangan ayah dan bundanya, ternyata mereka kemudian diasuh oleh pihak atau orang yang telah membunuh, membantai ayah dan ibunya," ujarnya.
Ia mengatakan, ketika khilafah runtuh, maka umat telah kehilangan junnah/pelindung. Dan ternyata kemudian mereka diasuh oleh peradaban Barat. Sehingga akhirnya cara berpikir mereka terbaratkan, sikap dan tindak-tanduk mereka juga mengikuti gaya hidup Barat.
Ia melanjutkan bahwa solusi atas masalah yang ada juga diambil dari pandangan Barat. "Dalam konteks politik mereka mengambil sistem demokrasi. Dalam konteks ekonomi mereka mengambil sistem kapitalisme, dalam hal budaya mereka bersikap hedonisme, dalam hal pendidikan condong kepada materialisme," bebernya.
Hal itulah menurut Guru Wahyudi sebabkan umat makin jauh dari Islam, tidak mengenal dengan sempurna Islamnya. Bahkan, hingga ketika ada sekelompok kaum Muslim berjuang untuk mengembalikan Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah, mereka menganggap itu adalah sikap intoleran atau sikap tidak Islami.
"Inilah kondisi umat hari ini, begitu pula ketika mereka mengadopsi peradaban Barat, pemikiran Barat, mereka bukan tambah baik kondisinya, namun semakin terpuruk," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, umat hari ini betul-betul dalam kondisi terpuruk, bahkan merupakan kondisi terburuk dari perjalanan sejarah umat Islam sejak nabi hijrah ke Madinah. Padahal, menurutnya, umat Islam sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 110 adalah sebaik-baik umat.
"Untuk mengembalikan posisi umat ini sebagai umat terbaik, tidak lain adalah dengan mengemban akidah Islam, kemudian mengemban qiyadah fikriyah Islam, menerapkan Islam secara totalitas, secara kaffah," pungkasnya.[]Rasman
0 Comments