Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekonom: APBN Indonesia Semakin Kapitalis dan Menzalimi Rakyat


TintaSiyasi.com -- Ekonom Arim Nasim mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia semakin kapitalis dan menzalimi rakyat 

“Bahwa APBN yang ada di Indonesia yaitu APBN yang semakin kapitalis dan menzalimi rakyat,” ungkapnya dalam Konfrensi Pers dengan tema Tolak UU IKN Proyek Oligarki Kapitalistik yang Menyengsarakan Rakyat, di kanal YouTube MimbarTube, Ahad (23/1/2022). 

Arim menjelaskan bahwa sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia, terdiri dari dua sumber. Pertama, dari pajak. Dia menegaskan pajak adalah sebuah kezaliman yang sangat nyata. Kedua, bersumber dari hutang. Ia mengatakan hutang merupakan sumber masalah, karena di dalamnya ada riba dan sebagai jalan orang kafir untuk menguasai bangsa dan negeri ini. 

“Dari sisi pengeluaran APBN kita sangat zalim, kenapa? pertama, sebagian besar anggaran yang di dapatkan dari pajak ternyata sebagian besar untuk membayar bunga hutang, tahun 2022 bunga yang harus di tanggung oleh pemerintah itu mendekati Rp. 420 triliun, tepatnya Rp. 427 triliun angka yang sangat besar dibandingkan dengan anggaran yang lainnya,” ujarnya. 

“Kemudian yang kedua, sudah membayar bunga tadi, banyak juga anggaran-anggaran untuk proyek yang itu bukan untuk kepentingan rakyat, termasuk di dalamnya proyek hari ini, yang di jalankan yaitu proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN),” tambahnya. 

Selain itu, dia mengatakan kenapa pemerintah begitu zalim terhadap rakyatnya itu banyak masalah yang di hadapi oleh rakyat saat ini dari berbagai sektor kehidupan. 

“Pertama kita lihat, harusnya anggaran itu di gunakan oleh Negara untuk mengetaskan kemiskinan, kita lihat Indonesia saat ini yaitu ada angka kemiskinan 27,54 juta penduduk yang sangat miskin, bahkan menurut peringkat di ASIA, Indonesia merupakan Negara nomor tiga yang menghadapi kelaparan yang sangat kronis,” bebernya. 

Yang kedua pengangguran, menurutnya data pengangguran tidak sedikit yaitu ada 9 juta ditambah lagi dengan covid 19, yaitu ada yang terdampak sekitar 29,4 juta pekerja. 

“Begitu juga dengan kesehatan sangat mahal, pertama subsidi dikurangi, kenapa di kurangi? Kenapa subsidi dikurangi? Karena anggaran APBN kebanyakan digunakan untuk membayar bunga hutang dan juga untuk proyek-proyek yang  tidak untuk kepentingan rakyat. Di sisi lain kenapa biaya kesehatan mahal, karena biaya kesehatan di kenakan pajak,” jelasnya. 

“Kemudian pendidikan juga sangat mahal, di Indonesia termasuk Negara yang biaya pendidikannya sangat mahal di dunia termasuk rengking ke 13, dan kedua kita perhatikan infrastruktur juga buruk, kita pernah mendengar gedung-gedung SD hampir mirip dengan kandang ayam,” tambahnya. 

Arim menilai, harusnya anggaran APBN di arahkan untuk menyelesaikan problem negeri ini, bukan digunakan untuk kepentingan para kapitalis yang akan mengokohkan politik mereka. 

“Karena itu saya himbau kepada semua kalangan, intelektual para ulama mari kita bergerak bersama-sama agar UU IKN (Undang-undang Ibu Kota Negara) ini dan pemindahan ibu kota negara ini di hentikan atau tidak dilanjutkan pemerintah dan kita menuntut pemerintah menyelesaikan masalah-masalah yang  di hadapi oleh rakyat,” pungkasnya.[] Aslan La Asamu
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments